Cara mengukur kepuasan kerja
A. Rating Scale
Pendekatan yang sering
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan Rating Scale
antara lain:
1. Minnessota
Satisfaction Questionare
Pengukuran kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Weiss dan
England pada tahun 1967. Minnesota Satisfaction
Questionare (MSQ) adalah suatu instrumen atau alat pengukur kepuasan kerja yang
dirancang sedemikian rupa yang di dalamnya memuat secara rinci unsur-unsur yang
terkategorikan dalam unsur kepuasan dan unsur ketidakpuasan. Skala MSQ mengukur
berbagai aspek pekerjaan yang dirasakan sangat memuaskan, memuaskan,
tidak dapat memutuskan, tidak memuaskan dan sangat tidak memuaskan. Karyawan
diminta memilih satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi
pekerjaannya. Skor yang tinggi mencerminkan skor kepuasan kerja yang
tinggi juga.
Alat ukur ini
merupakan skala rating untuk menilai
kepuasan kerja pada pekerja yang menunjukkan sejauh mana pekerja merasa puas
terhadap beberapa aspek pekerjaan misalnya gaji. Skor yang tinggi mencerminkan
kepuasan yang tinggi pula. Terdapat dua jenis pertanyaan, yakni the short form MSQ dan the long form MSQ. Contoh Kuisioner
Keterangan :
STP = Sangat Tidak Puas
TP =
Tidak Puas
N =
Netral/ Biasa Saja
P =
Puas
SP =
Sangat Puas
Tabel Kepuasan
Kerja (Minnesota Satisfaction Questionaire)
No.
|
Pernyataan
|
STP
|
TP
|
N
|
P
|
SP
|
Ability Utilization
|
||||||
1.
|
Kesempatan
menggunakan kemampuan yang
dimiliki
untuk menyelesaikan pekerjaan
|
|||||
Achievement
|
||||||
2.
|
Pencapaian
terhadap prestasi yang didapatkan
dari
pekerjaan
|
|||||
Activity
|
||||||
3.
|
Kesibukan
dari kegiatan kerja yang dilakukan
sehari-hari
|
|||||
Advancement
|
||||||
4.
|
Kesempatan
untuk kemajuan dalam keahlian dan
ketrampilan
kerja
|
|||||
Authority
|
||||||
5.
|
Kesempatan
menggunakan wewenang yang
dimiliki
terhadap orang lain (rekan kerja)
|
|||||
Company Policies
|
||||||
6.
|
Kebijakan
(aturan) perusahaan yang diterapkan
|
|||||
Compensation
|
||||||
7.
|
Antara
gaji yang diterima dengan jumlah
pekerjaan
yang dilakukan
|
|||||
Co-workers
|
||||||
8.
|
Hubungan
berinteraksi dengan sesama rekan
kerja
|
|||||
Creativity
|
||||||
9.
|
Kesempatan
untuk dapat berkreasi pada pekerjaan
yang
dilakukan
|
|||||
Independence
|
||||||
10.
|
Kesempatan
untuk mandiri dalam menyelesaikan
pekerjaan
|
Security
|
||||||
11.
|
Pekerjaan
memberikan ketetapan (keamanan)
yang
stabil
|
|||||
Social Service
|
||||||
12.
|
Kesempatan
melakukan sesuatu untuk orang lain
|
|||||
Social Status
|
||||||
13.
|
Kesempatan
untuk dapat menjadi “seseorang” di
dalam
lingkungan kerja
|
|||||
Moral Values
|
||||||
14.
|
Kemampuan
untuk melakukan hal-hal pekerjaan
yang
tidak bertentangan dengan hati nurani
|
|||||
Recognition
|
||||||
15.
|
Pujian
yang saya dapatkan atas kerja yang
diselesaikan
|
|||||
Responsibility
|
||||||
16.
|
Kebebasan
untuk menggunakan penilaian diri
sendiri
|
|||||
Supervision -Human Relations
|
||||||
17.
|
Cara
atasan menangani keluhan para karyawan
|
|||||
Supervisian –Technical
|
||||||
18.
|
Pengawasan
atasan mengenai hal-hal teknis
|
|||||
Variety
|
||||||
19.
|
Kesempatan
melakukan kegiatan lain yang
berbeda
(selingan), seperti seni & Olah Raga
|
|||||
Working Conditions
|
||||||
20.
|
Kondisi
lingkungan kerja, seperti ketersedian
ruangan
dan peralatan kerja dari perusahaan
|
2.
Job Descriptive Index
Job descriptive
Index adalah suatu instrumen pengukur
kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Kendall dan Hulin (1969). Dengan
instrumen ini dapat diketahui secara luas bagaimana sikap karyawan
terhadap komponen-komponen dari pekerjaan itu. Variabel yang diukur adalah kepuasan terhadap pengawasan (supervisi),
kepuasan terhadap rekan kerja, kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, kepuasan
terhadap gaji, dan kepuasan terhadap promosi.
Cara penggunaan JDI adalah dengan memberikan
suatu set kata untuk mendeskripsikan tentang apa yang mereka rasakan tentang
beberapa aspek pekerjaan mereka.
3. Porter Need Satisfaction
Questionare
Adalah suatu intrumen pengukur kepuasan kerja yang digunakan untuk
mengukur kepuasan kerja para manajer. Pertanyaan yang diajukan lebih
mempokuskan diri pada permasalahan tertentu dan tantangan yang dihadapi oleh
para manajer.
B. Critical Incidents
Critical Incidents dikembangakan oleh Frederick Herzberg.
Dia menggunakan teknik ini dalam penelitiannya tentang teori motivasi dua
faktor. Dalam penelitiannya tersebut dia mengajukan pertanyaan kepada para
karyawan tentang faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan tidak
puas.
CONTOH KUISIONER
C.
Interview
Untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan
wawancara yang dilakukan terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode
ini dapat diketahui secara mendalam mengenai bagaimana sikap karyawan terhadap
berbagai aspek pekerjaan.
CONTOH
KUISIONER
D. Action
Tendencies
Sebagai suatu kecenderungan seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kepuasan kerja karawan dapat dilihat
berdasarkan action tendencies.
0 Komentar