ANALISIS BIAYA SATUAN
RUMAH SAKIT KRIPTON
Analisis Biaya Satuan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,
hidayah, serta karunianya kami dapat menyelesaikan tugas ini tentang “Analisis
Biaya Satuan Rumah Sakit Kripton Mars”. Makalah ini kami disusun guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah
Analisis Biaya Satuan,
Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama
kepada Dosen
mata kuliah tersebut.
Kami menyadari dengan segenap hati bahwa tugas ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna kesempurnaan tugas kami yang akan datang.
Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfa’at
bagi kita semua, Amin.
Mars, 22 April 2019
Penyusun
Kelompok 2
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dengan memahami
perkembangan berbagai rumah sakit dari masa lalu sampai sekarang, secara
keseluruhan, perkembangan rumah sakit menunjukkan bahwa faktor ekonomi
merupakan hal penting sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu faktor
penting dalam pertunbuhan ataupun kemunduran rumah sakit adalah aspek ekonomi.
Tanpa adanya sumber dana cukup, pekembangan rumah sakit akan sulit berjalan.
Tanpa insentif ekonomi memadai bagi sumber daya manusia, sebuah rumah sakit
akan kesulitan menarik tenaga yang akan menjadi penentu keberhasilan pelayanan
rumah sakit. Pertanyaan pentingnya adalah apakah para pengambil kebijakan dan
pengelola rumah sakit mau dan mampu mempelajari ilmu ekonomi untuk merumuskan
kebijakan dan mengelola rumah sakit di Indonesia (Laksono, 2018).
Prinsip
keadilan, efisiensi, dan kualitas pelayanan di setiap organisasi, khususnya di
bidang pelayanan kesehatan, merupakan hal yang sangat penting. Pencapaian
efisiensi dari sisi biaya, adil dan bermutu dari sisi layanan menjadi tugas
bersama seluruh elemen di dalam organisasi. Pengelolaan sumber daya baik
manusia, material, peralatan, teknologi, dan keuangan harus dilaksanakan secara
tepat. Prinsip keadilan, efisiensi, dan kualitas pelayanan kesehatan mempunyai
implikasi rumah sakit harus mampu dalam pengelolaan biaya secara komprehensif.
Analisis biaya melalui perhitungan biaya per unit ini (unit cost) dapat
dipergunakan rumah sakit sebagai dasar pengukuran kinerja, sebagai dasar
penyusunan anggaran dan subsidi, alat negosiasi pembiayaan kepada stakeholder
terkait dan dapat pula dijadikan acuan dalam mengusulkan tarif pelayanan rumah
sakit yang baru dan terjangkau masyarakat (Hidhayanto, 2009).
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan di
bidang kesehatan menuntut
rumah sakit untuk selalu meningkatkan kemampuan
sumber daya manusianya
sehingga dapat memberikan pelayanan yang bermutu
dan profesional. Tuntutan
tersebut merupakan tujuan
sekaligus motivasi untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Di
sisi lain, ketersediaan sumber
daya dan subsidi
pemerintah yang ditujukan untuk membiayai pelayanan kesehatan masyarakat
semakin terbatas (Sugiyarti, 2013).
Pimpinan
rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat dengan kualitas yang baik dan harga yang masuk akal, oleh karena itu
dibutuhkan informasi mengenai biaya aktual dari pelayanan yang mereka sediakan.
Rumah sakit menggunakan akuntansi biaya untuk memperkirakan biaya unit layanan
yang disediakan. Informasi tersebut dapat membantu rumah sakit dalam merancang
anggaran dan harga yang realistis, mengidentifikasi biaya yang tidak efisien
dan memproyeksikan efeknya terhadap sumber daya yang dimiliki (Jafid dkk, 2016).
Dalam
memutuskan besarnya tarif yang diberikan atau untuk menyusun besarnya anggaran
suatu program pelayanan, maka perhitungan unit cost (unit cost) akan sangat
membantu. Penentuan unit cost dalam analisis biaya diperlukan untuk mengetahui
besarnya biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk baik
berupa barang ataupun jasa, disamping tujuan lainnya seperti menilai efisiensi
dalam anggaran (Damayanti, 2017).
Selain
itu, analisis biaya melalui perhitungan unit cost dapat dipergunakan rumah
sakit sebagai dasar pengukuran kinerja, penyusunan anggaran dan subsidi, alat
negosiasi pembiayaan kepada stakeholder terkait dan dapat pula dijadikan acuan
dalam mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan
terjangkau masyarakat. Dengan analisis ini dapat diketahui pusat biaya yang ada
di rumah sakit, sehingga kepala rumah sakit akan lebih mudah mengidentifikasi
pusat biaya mana yang mengalami defisit dan dengan mudah dapat dilakukan
tindakan perbaikan (Damayanti, 2017).
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Penerapan Tarif Di RS Kripton ?
2.
Atas Dasar Apa Penetapan Tarif Di RS Kripton ?
3.
Apakah Pernah Melakukan/ Tidak Melakukan Analisis Biaya
Satuan Di RS Kripton
4.
Apa Alasan Melakukan/ Tidak Melakukan Analisis Biaya
Satuan?
5.
Jika Pernah Apa Kelebihan Menggunakan Analisis Biaya
Satuan?
C.
TUJUAN
1.
Untuk Mengetahui
Penerapan Tarif Di RS Kripton.
2.
Untuk Mengetahui Dasar Apa Penetapan Tarif Di RS Kripton .
3.
Untuk Mengetahui Pernah Melakukan/ Tidak Melakukan
Analisis Biaya Satuan Di RS Kripton.
4.
Untuk Mengetahui Alasan Melakukan/ Tidak Melakukan
Analisis Biaya Satuan.
5.
Untuk Mengetahui Kelebihan Menggunakan Analisis Biaya
Satuan.
D.
MANFAAT
1.
Agar Dapat Mengetahui Penerapan Tarif Di RS Kripton
2.
Agar Dapat Mengetahui Dasar Apa Penetapan Tarif Di RS Kripton
3.
Agar Dapat Mengetahui Pernah Melakukan/ Tidak Melakukan
Analisis Biaya Satuan Di RS Kripton
4.
Agar Dapat Mengetahui Alasan Melakukan/ Tidak Melakukan
Analisis Biaya Satuan
5.
Agar Dapat Mengetahui Kelebihan Menggunakan Analisis
Biaya Satuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENERAPAN TARIF
Penerapan tarif di RS Kripton
Mars diterapkan untuk pasien umum berdasarkan PERDA (peraturan daerah) yang
ada, dimana hanya pasien umum yang menggunakan tarif yang telah di tetapkan. Sebelum
penetapan tarif dilakukan, RS Kripton melakukan analisis biaya satuan pada
tahun 2012. Adapun bagian-bagian pelayanan yang termasuk dalam tarif yang telah
di tetapkan berdasarkan perhitungan unit cost di antaranya tarif pelayanan
gawat darurat (IGD), tarif pelayanan rawat jalan (poli klinik, klinik THT, klinik syaraf, klinik mata, klinik
kulit kelamin/kecantikan, klinik bedah/orthopedi, klinik kebidanan, klinik
tumbuh kembang anak, klinik gigi dan mulut, klinik penyakit dalam, klinik paru,
klinik gizi, klinik alternatif-komplementer, klinik nosarara nosabatutu, tarif
pelayanan rawat inap, tarif pelayanan konsultasi khusus rawat inap (konsul
dokter ahli/konsul antar SMF, konsul/pemeriksaan khusus jiwa), tarif pelayanan
tindakan medik (tindakan operatif, tindakan bedah mulut dan maksilofacial,
tindakan kebidanan, tindakan unit khusus, tarif tindakan keperawatan rawat
inap), tarif penunjang medik (rehabilitasi mental (psikologi), rehabilitasi
medik, elektromedik, endoscopy, radiodiagnostik, CT-Scan, patologi anatomi,
unit transfusi darah, patologi klinik, farmasi, penggunaan oksigen, CSSD),
tarif penunjang ( laboratorium air, laundry, pegolahan sampah medis,
pemulasaran jenazah, transportasi ambulance), tarif pelayanan kesehatan non
perawatan (pendidikan, penelitian, dan pelatihan), surat keterangan dokter),
tarif pelayanan medico legal). Tetapi
untuk beberapa jenis pelayanan belum termasuk.
Untuk pasien yang
menggunakan badan penyelenggara jaminan kesehatan (BPJS) menggunakan INA CBGs. INA-CBG merupakan sistem pembayaran dengan
sistem "paket", berdasarkan penyakit yang diderita pasien.Rumah Sakit
akan mendapatkan pembayaran berdasarkan tarif INA CBGs yang merupakan rata-rata
biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis.
Hasbullah Thabrany dalam
tulisannya yang berjudul “Penetapan dan
Simulasi Tarif Rumah Sakit” mengatakan bahwa penetapan
tarif adalah basic survival bagi sebuah rumah sakit. Hidup matinya rumah sakit
pada umumnya bergantung dari tarif pelayanan yang ditetapkan dan tingkat
utilisasi pelayanan tersebut. Ada tiga hal penting di dalam mempertahankan
kehidupan rumah sakit dengan penetapan tarif yaitu:
1.
Memenuhi Total
Kebutuhan Biaya, TKB, (Total Financial
Requirement) sebuah rumah sakit. Apa yang dimaksud dengan TKB tidak lain
adalah besarnya biaya yang dibutuhkan sebuah rumah sakit untuk dapat bertahan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam perakteknya, tiap rumah
sakit dapat mempertahan kehidupannya dari dua sumber utama yaitu dari
penerimaan funsional (jasa pelayanan) dan dari sumbangan atau penerimaan lain.
2.
Tujuan yang kedua
adalah mematuhi peraturan pemerintah. Dimanapun di dunia, rumah sakit sarat
dengan peraturan pemerintah yang bertujuan memproteksi rakyat banyak dari
kesulitan mendapatkan pelayanan rumah sakit yang dinilai esensial atau
kebutuhan pokok. Sayangnya di Indonesia, pelayanan kesehatan belum dimasukkan
kedalam salah satu bahan kebutuhan pokok.
3.
Mampu bersaing
dengan rumah sakit lain. Dalam beberapa hal kita dapat melihat bahwa ada rumah
sakit umum dan ada rumah sakit swasta yang membagi pangsa pasar. Dalam
perakteknya, RSU dan RS swasta bisa menjadi pesaing satu dengan yang lainnya.
B.
DASAR PENETAPAN TARIF
Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2014 tentang tarif layananan
badan layanan umum daerah rumah sakit umum kripton Mars.
Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1
(4) Tarif adalah imbalan atas barang dan/atau
jasa yang diberikan oleh blud termasuk
imbal hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian dari
biaya per unit layanan.
Bab II
Tarif Layanan
Pasal 2
(1) BLUD RSU Kripton dapat
memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang dan/atau jasa
layanan yang diberikan.
(2) Imbalan atas barang
dan/atau jasa layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam
bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan
atau hasil per investasi dana.
(3) Tarif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan
untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan.
(4) Tarif layanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis
layanan BLUD yang bersangkutan.
(5) Tarif Layanan BLUD RSU Kripton
sebagaimana dimaksud pada ayat
(6)
Tercantum dalam lampiran Peraturan Walikota yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
C.
PERNAH/TIDAK MELAKUKAN ANALISIS BIAYA SATUAN
Pada RS Kripton Mars pernah
melakukan analisis biaya satuan pada tahun 2012, dimana pada saat melakukan
analisis biaya satuan (Unit Cost)
pihak RS Kripton melakukan kerja sama dengan Universitas Hasanudin. Penetapan tarifnya masih digunakan hingga
sekarang.
Hal ini tidak sesuai
dengan literatur dari Ryryn (2013) bahwa Analisis
Unit Cost idealnya berlaku untuk satu
tahun karena biaya operasional dianggarkan dalam satu tahun anggaran. Oleh
sebab itu, disarankan kepada pihak rumah sakit agar setiap tahunnya
melaksanakan analisis biaya satuan sebagai bahan perencanaan, pengawasan, dan
evaluasi bagi direktur rumah sakit dan pemerintah daerah setempat
D.
ALASAN MENGAPA MELAKUKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN
ANALISIS BIAYA SATUAN
Alasan melakukan analisis biaya satuan dalam rumah sakit yaitu untuk
memudahkan dalam perencanaan pengangaraan biaya dan keperluan rumah sakit hal
ini sesuai dengan literatur dari Ade Rahma (2009) bahwa alasan melakukan analisis biaya satuan
yaitu agar perhitungan biaya suatu rumah sakit dapat dilakukan dengan baik dan
dikerjakan dengan efisien.
Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif
rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (unit cost), dapat diketahui
apakah tarif sekarang merugi atau menguntungkan.
Hasil dari analisis biaya satuan dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan
kegiatan operasional rumah sakit. Analisis biaya satuan juga bermanfaat untuk
menilai performance keuangan rumah sakit secara keseluruhan, sekaligus sebagai
pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
E.
KELEBIHAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA SATUAN
1.
Membantu dalam perencanaan pendanaan di RS Kripton.
2.
Membantu dalam menetapkan tarif berdasarkan perhitungan
analisis biaya satuan (Unit cost)
3.
Real, data yang didapatkan untuk di gunakan dalam proses
penganggaran rumah sakit didapatkan data yang nyata perhitungannya yang
menghitung semua jenis pelayanan
Manfaat
analisis biaya adalah dapat dipergunakan rumah sakit sebagai dasar pengukuran
kinerja, sebagai dasar penyusunan anggaran dan subsidi, alat negosiasi
pembiayaan kepada stakeholder terkait dan dapat pula dijadikan acuan dalam
mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan terjangkau masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penerapan tarif di RS Kripton Mars diterapkan untuk pasien umum berdasarkan
PERDA (peraturan daerah) yang ada, dimana hanya pasien umum yang menggunakan
tarif yang telah di tetapkan. Sebelum penetapan tarif dilakukan, RS Kripton
melakukan analisis biaya satuan pada tahun 2012. Adapun bagian-bagian pelayanan
yang termasuk dalam tarif yang telah di tetapkan berdasarkan perhitungan unit
cost di antaranya tarif pelayanan gawat darurat (IGD), tarif pelayanan rawat
jalan (poli klinik, klinik THT, klinik
syaraf, klinik mata, klinik kulit kelamin/kecantikan, klinik bedah/orthopedi,
klinik kebidanan, klinik tumbuh kembang anak, klinik gigi dan mulut, klinik
penyakit dalam, klinik paru, klinik gizi, klinik alternatif-komplementer,
klinik nosarara nosabatutu, tarif pelayanan rawat inap, dan lain lain.
Pada RS Kripton Mars pernah melakukan analisis biaya
satuan pada tahun 2012, dimana pada saat melakukan analisis biaya satuan (unit
cost) pihak RS Kripton melakukan kerja sama dengan Universitas Hasanudin. Penetapan tarifnya masih digunakan hingga
sekarang dan alasan melakukan analisis biaya satuan dalam rumah sakit yaitu
untuk memudahkan dalam perencanaan pengangaraan biaya dan keperluan rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Javid, M., Hadian,
M., Ghaderi, H., Ghaffari, S., Dan Salehi, Masoud. Application Of The
Activitybased Costing Method For Unit Cost Calculation In A Hospital. Global
Journal Of Health Science. 2016;8:164-172.
Laksono, Trisnantoro, 2018, Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen
Rumah Sakit, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Damayanti, Tsalisah, 2017, Analisis
Unit Cost Sectio Caesaria Dengan Metode Activity Based Costing Di Rumah Sakit
Bhayangkara Yogyakarta, Jurnal Medicoeticolegal Dan Manajemen
Rumah Sakit, Yogyakarta.
Hasbullah Thabrany, Penetapan Dan Simulasi Tarif Rumah Sakit, Jakarta.
Hidhayanto, Widiyas, 2009, Analisis
Biaya Satuan (Unit Cost) Pelayanan Rumah Sakit : Pentingnya “Unit Cost”, Teori
Biaya, Teknik Perhitungan, Serta Kemanfaatannya Bagi Rumah Sakit, Jakarta.
Ryryn Suryaman
Prana Putra, Dkk, Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Perjenis
Tindakan Berdasarkan Relative Value Unit (Rvu) Pada Bagian Persalinan Rsud
Ajjapange Kabupaten Soppeng Tahun 2011, Jurnal Administarsi Kebijakan Kesehatan, Makassar.
Sugiyarti, 2013, Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan
Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi
Kasus Di Poli Mata RSD Balung Kabupaten Jember), Jurnal Pustaka Kesehatan, Jember.
0 Komentar