BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Keberadaan berbagai macam organisasi di
tengah-tengah masyarakat secara langsungmaupun tidak telah mampu meningkatkan
taraf hidup masyarakat itu sendiri. Banyak sekalikeuntungan dan kemudahan yang
saat ini dapat dirasakan oleh masyarakat, kemudahan manatidak dijumpai oleh
masyarakat pada generasi-generasi sebelumnya. Meskipun demikianmasyarakat yang
serba organisasi itu ternyata menimbulkan konsekuensi tersendiri. Joseph
A.Liitter mengatakan bahwa dalam masyarakat modern yang serba cnggih dan
segalanyaterorganisir dengan baik, kita menjadi orang yang bergantung pada
orang lain (Muhyadi,1989:2). Tentunya semakin erat ketergantungan kepada orang
lain dan hal-hal yangmenyangkut kepuasan kerja juga tak dapat diabaikan.
Kepuasan kerja tentunya penting bagiorganisasi maupun bagi individu yang
menjalankan organisasi.Banyak sekali pekerja yang melakukan pekerjaan rutin,
yang tidak atau hanya sdikitmenuntut inisiatif yang tanggungjawab, dengan
sedikit harapan untuk maju atau berpindah ke jenis pekerjaan yang lain. Banyak juga pekerja yang berada jauh dibawah kemampuanintelektual
mereka atau yang mereka anggap menurunkan martabat mereka dibandingkandengan pendidikan
yang telah mereka peorleh. Di banyak sektor industry, pekerjaan telah sangat
“dirasionalisasikan”, dipecah-pecah dalam tugas-tugas yang sederhana, monoton
danmenjemukan, yang hanya cocok bagi sebuah robot yang tidak dapat berpikir,
sehinggamerupakan penghinaan bagi martabat, aspirasi, dan tingkat budaya
manusia abad dua puluh ini(Fraser, 1992: 52).
B.Rumusan
Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja?
2.Apa saja komponen kepuasan kerja?
3.Bagaimana mengukur kepuasan kerja dalam
organisasi?
4.Apa saja teori-teori kepuasan kerja
dalam organisasi?
5.Apa saja faktor-faktor yang pendukung
kepuasan kerja?
6. Apa saja kondisi yang mempengaruhi
kepuasan kerja?
7.Bagaimana pengaruh iklim kerja
organisasi terhadap kepuasan kerja?
C.Tujuan
1.Mengetahui yang dimaksud dengan kepuasan
kerja.
2.Mengetahui komponen-komponen kepuasan
kerja.
3.Mengetahui cara mengukur kepuasan kerja
dalam organisasi.
4.Mengetahui teori-teori kepuasan kerja
dalam organisasi.
5.Mengetahui faktor-faktor yang pendukung
kepuasan kerja.
6.Mengetahui kondisi yang mempengaruhi
kepuasan kerja.
7.Mengetahui pengaruh iklim kerja
organisasi terhadap kepuasan kerja
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja yang tinggi merupakan tanda
organisasi yang dikeloa dengan baik dan padadasarnya merupakan hasil manajemen
perilaku yang efektif. Kepuasan keja adalah ukuran proses pembangunan
iklim manusia yang berkelanjutan dan suatu organisasi.Kepuasan kerja adalah
seperangkat perasaan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan dua unsur lainnyadari
sikap pegawai. Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat
lingkunganseseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan.
Demikian jugahalnya, karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan,
kepuasan kerja mempengaruhikepuasan hidup seseorang.Kepuasan kerja merupakan
respon afektif atau emosional dari sebuah pekerjaan (Krieter &Kinicki,
2004). Salah seorang bisa merasakan kepuasan di satu aspek dan di aspek yang
lain.Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
perasaan positiftentang suatu pekerjaan yang merupakan hasil evaluasi dari
beberapa karakteristik.Dari pengertian tersebut di atas, perasaan positif
maupun negatif yang dialami karyawanmenyebabkan seorang dapat mengalami
kepuasan maupun ketidakpuasan kerja merupakanmasalah yang kompleks, karena
berasal dari berbagai elemen kerja,misalnyaterhadap pekerjaan mereka sendiri, gaji/upah, promosi, supervisi, rekan kerja, ataupun secarakeseluruhan.Dari
berbagai penelitian yang telah banyak dilakukan, ketika karyawan ditanya
tentangrespon dari pekerjaan yang telah mereka lakukan, hasilnya bervariasi
untuk berbagai elemenkerja, Dari hasil penelitian, secara umum karyawan
merasakan kepuasan secara keseluruhan(Robbins & Judge, 2007). Dalam
pekerjaan, banyak sekali elemen yang berpengaruh terhadapkepuasan dan
ketidakpuasan. Seseorang dapat mengalami kepuasan untuk satu
elemen pekerjaan, tetapi tidak untuk elemen pekerjaanyanglain. Elemen elemen pekerjaan ituadalah: pekerjaan mereka sendiri, gaji/upah, prmosi, supervisi, rekan kerja, dan pekerjaan secarakeseluruhan.
B.KOMPONEN
KEPUASAN KERJA
Smith, Kendall, dan Hullin, 1969 (dalam
Gibson, dkk, 2000) menyebutkan lima komponenkepuasan kerja yang dirasakan
karyawan.Pertama, pekerjaan
yaitu sejauh mana tugas kerjadianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk
belajar dan menerima tanggung jawab.Kedua, kesempatan
untuk promosi yaitu adanya kesempatan untuk maju.Ketiga,supervisoratau atasan yaitu kemampuan atasan untuk
membantu dan mendukung pekerja atau bawahannya.Keempat, gaji
atau upah yaitu suatu jumlah yang diterima dan keadaan yangdirasakan dari
pembayaran.Kelima,
rekan kerja
yaitu sejauh mana rekan kerja bersahabat,kompeten dan saling mendukung.Robbins
(2003) menyebutkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerjaadalah
upah, kondisi kerja, keamanan kerja, mutu pengawasan, teman sekerja, jenis
pekerjaan,dan kesempatan karyawan untuk maju. Sedangkan faktor individual yang
berpengaruh adalahsikap kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya, nilainilai yang
dianut, sifat kepribadian,
dan pengalaman pada masa lalu. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi akanmemiliki
kinerja yang baik, sehingga berdampak langsung pada produktivitas kerja
yangtinggi. Hasil penelitian Locke (dalam Judge, 1993) menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas
kerja.Dalam penelitian oleh Greenberg dan Baron (1993) dikatakan bahwa kepuasan
kerja itudipengaruhi oleh
a)kondisi organisasi ,seperti:unsur unsur dalam pekerjaan, sistem penggajian, promosi, pengakuan verbal, kondisi lingkungan kerja, desentralisasi kekuasaan,supervisi
rekan kerja dan bawahan, serta kebijaksanaan perusahaan.
b) kondisi
personal diantaranya
: demografis, kepribadian, tingkat intelegensi, pengalaman kerja,
penggunaanketerampilan, dan tingkat jabatan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerjaadalah suatu kondisi mental seseorang mengenai suka atau
tidak suka terhadap pekerjaannya
C.MENGUKUR KEPUASAN
KERJA
Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan
rekan kerja an atasan-atasan,
mengikuti peraturan dan kebijaksanaankebijaksanaan operasional, memenuhi standarstandar kinerja,menerima
kondisi-kondisi kerja yang acap kali kurang ideal, dan lain-lain. Ini berarti
bahwa penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa
puas atau tidak puas dengan pekerjaanmerupakan penyajian yang
rumit dari sejumah elemen pekerjaan yang berlainan.
1.Seberapa Puas Individu dengan Pekerjaan
Mereka?Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan mengaami banyak perubahan,
bergantungsegi kepuasan kerja yang dibicaraan.
2.Apakah yang Menyebabkan Kepuasan
Kerja?Kemungkinannya adalah pekerja menyukai pekerjaan yang dikerjakan. Pada kenyataannya,dari
segi kepuasan kerja (kerja itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan, pengawasan,
danrekan kerja),
menikmati kerja itu sendiri hampir selalu merupakan segi yang paling berkaitan atdengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara keseluruhan. Kepuasan kerja
tidak hanya berkaitan dengan kondisi
pekerjaan. Kepribadian juga memainkan sebuah peran.
3.Pengaruh Karyawan yang Tidak Puas dan
Puas di Tempat Kerja?Tampilan menunjukkan empat respons kerangka, yang berbeda
dari satu sama lain bersamadengan dua dimensi:konstruktif/destruktif dan
aktif/pasif. Respons-respons tersebutdidefinisikan seperti berikut:
a.Keluar(exit) : perilaku yang
ditunjukkan untuk meninggalkan organisasi, termasukmencari posisi baru dan
mengundurkan diri.
b.Aspirasi(voice): secara
aktif konstruktif bersama berusaha memperbaiki kondisi,termasuk menyarankan
perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan beberapa bentuk
aktifitas dan serikat kerja
D.TEORI-TEORI
KEPUASAN KERJA1. Teori Pertentangan (Discrepancy Theory)
Teori pertentangan dari Locke menyatakan
bahwa kepuasan kerja atauketidakpuasan kerja terhadap beberapa aspek dari
pekerjaan mencerminkan penimbangandua nilai: a. Pertentangan yang dipesepsikan
antara apa yang diinginkan seseorang individudengan apa yang ia terima, dan b.
Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. Kepuasankerja secara keseluruhan
bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja sarisetiap aspek
pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi
individu.Misalnya, untuk seorang tenaga kerja, satu aspek dari pekerjaanya
(misalnya:peluang untukmaju) sangat penting, lebih penting dari aspek-aspek
pekerjaan lain misalnya penghargaan,maka untuk tenaga kerja tersebut kemajuan
harus dibobot lebih tinggi daripada penghargaan.Menurut Locke seorang
individu akan merasa puas atau tidak puas merupakansesuatu yang pribadi,
tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan
antara keinginan-keingiannnya dan hasil-keluarannya.
Tambahan waktu liburakan menunjang kepuasan tenaga kerja yang menikmati
waktu luang setelah bekerja, tetapitidak akan menunjang kepuasan kerja seorang
tenaga kerja lain yang merasa waktuluangnya tidak dapat dinikmati.
D.TEORI-TEORI
KEPUASAN KERJA1. Teori Pertentangan (Discrepancy Theory)
Teori pertentangan dari Locke menyatakan
bahwa kepuasan kerja atauketidakpuasan kerja terhadap beberapa aspek dari
pekerjaan mencerminkan penimbangandua nilai: a. Pertentangan yang dipesepsikan
antara apa yang diinginkan seseorang individudengan apa yang ia terima, dan b.
Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. Kepuasankerja secara keseluruhan
bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja sarisetiap aspek
pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi
individu.Misalnya, untuk seorang tenaga kerja, satu aspek dari pekerjaanya
(misalnya:peluang untukmaju) sangat penting, lebih penting dari aspek-aspek
pekerjaan lain misalnya penghargaan,maka untuk tenaga kerja tersebut kemajuan
harus dibobot lebih tinggi daripada penghargaan.Menurut Locke seorang
individu akan merasa puas atau tidak puas merupakansesuatu yang pribadi,
tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan
antara keinginan-keingiannnya dan hasil-keluarannya. Tambahan waktu
liburakan menunjang kepuasan tenaga kerja yang menikmati waktu luang setelah
bekerja, tetapitidak akan menunjang kepuasan kerja seorang tenaga kerja lain
yang merasa waktuluangnya tidak dapat dinikmati
E.FAKTOR-FAKTOR
PENDUKUNG KEPUASAN KERJA
Krieter & Kinicki (2004) menyatakan
bahwa faktor yang menyebabkan kepuasan danketidakpuasan adalah pemenuhan
kebutuhan, pencapaian tujuan, deviasi dari yang seharusnyaditerima dengan yang
didapatkan, dan keadilan.Menurut Teori Herzberg, terdapat dua faktor yang
menyebabkan kepuasan danketidakpuasan.
Pertama, faktor Motivator merupakan karakteristik
pekerjaan berkaitan dengankepuasan pekerjaan, yaitu sejumlah kebutuhan yang
apabila dipenuhi akan menimbulkan10kepuasan tetapi jika tidak dipenuhi akan
mengurangi kepuasan.
Kedua, faktor Hygienemerupakan karakteristik pekerjaan
berkaitan dengan ketidakpuasan pekerjaan, yaitu sejumlahkebutuhan yang apabila
dipenuhi tidak akan meningkatkan motivasi, tetapi jika tidak dipenuhiakan
menimbulkan kepuasan.Faktor yang termasuk dalam faktor motivator adalah
prestasi kerja,
promosi,tanggung jawab, pengakuan, dan kerja itu sendiri. Sedangkan faktor yang termasuk hygiene faktoradalah
hubungan antar pribadi, keamanan kerja, kehidupan pribadi, keamanan kerja,
kebijakanadministrasi, gaji, status, supervisi, dan kondisi kerja. Baik faktor
motivator dan hygienesangat penting bagi pemeliharaan tingkat kepuasan pegawai.
Kedua faktor ini selalu berjalanseiring dengan aktivitas kerja seseorang dalam
organisasinya
BAB III
KESIMPULAN
Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan
tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaanmereka. Ada perbedaan yang penting
antara perasaan ini dengan dua
unsur lainnya dari sikap pegawai. Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup.
Sifat lingkungan seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan. Demikian juga halnya, karena pekerjaanmerupakan
bagian penting kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang.Setiap
pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerjaan atasan atasan, mengikuti peraturan dan kebijaksanaankebijaksanaan operasional, memenuhi standar standar kinerja,menerima
kondisi-kondisi kerja yang acap kali kurang ideal,
dan lain lain. Ini berarti bahwa penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan pekerjaanmerupakan
penyajian yang rumit dari sejumah elemen pekerjaan yang berlainan.Iklim
organisasi sebagai pendukung juga ikut menentukan komitmen organisasi
melaluikepuasan kerja dengan indikasi kenyamanan kerja dengan dukungan
rekanrekan kerja, sistemkompensasi yang baik, kesesuaian pekerjaan, kualitas
supervise dan kesempatan promosi.Kepuasan kerja didefinisikan Smith, et. al.
(2000) sebagai serangkaian perasaan senang atau tidaksenang dan emosi seorang
pegawai yang berkenaan dengan pekerjaannya sehingga merupakan penilaian
pegawai terhadap perasaan menyenangkan atau tidak terhadap pekerjaan.Untuk
dapat menciptakan kepuasan kerja pegawai, salah
satu yang menjadi acuan adalah berhubungan dengan motivasi kerja yang merupakan fungsi inti dari manajemen. Motivasi kerjamerupakan
keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan tenaga,
mengarahkan,menyalurkan, mempertahankan dan melanjutkan tindakan dan perilaku
pegawai
1 Komentar
Tes komentar
BalasHapus