DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PEGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar
belakang..............................................................................................1
B.
Rumusan
masalah..........................................................................................3
C.
Tujuan ...........................................................................................................3
II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
kesehatan Ibu dan anak…………………………………..……5
B. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu Dan
Anak.…………….…….6
C. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak……………………....6
D. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan
Anak...............................7
E. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan
Anak.........................................9
F. Peranan dan Tugas Tenaga Kesehatan
Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan
Anak..............................................................................................10
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat
adalah suatu ilmu seni yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit,
memperpanjang umur, meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha kesehatan
masyarakat.
Setiap wanita harus memikirkan
kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan. Salah satu alasannya adalah
bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak direncanakan.
Kehamilan yang tidak direncanakan berisiko lebih besar dari kelahiran prematur dan berat lahir rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun
kemajuan penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8
bayi lahir terlalu dini. Para peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu
mengapa dan bagaimana mencegah kelahiran prematur. Tetapi para ahli setuju
bahwa wanita perlu lebih sehat sebelum hamil. Dengan mengambil tindakan
terhadap masalah kesehatan dan risiko sebelum kehamilan, Anda dapat mencegah
masalah yang mungkin mempengaruhi Anda atau bayi Anda nanti.
Surveilens
merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara terus-menerus untuk mendapatkan
informasi yang cepat dan akurat (valid). Dalam kaitan dengan program Kesehatan
Ibu Anak-Kesehatan Reproduksi, surveilens sangat besar manfaatnya untuk
menyediakan data mengenai kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
yang lain secara cepat dan akurat guna menyusun program yang sesuai dengan
permasalahan di lapangan. Ketepatan dan keberhasilan suatu program sangat
bergantung pada ketersediaan data dan informasi yang valid serta
reliabel. Dengan adanya informasi yang cepat dan akurat, maka Dinas
Kesehatan atau para pengambil kebijakan (stake holder) dapat segera merespon kejadian dengan
membuat program-program yang tepat dan sesuai dengan permasalahan di
lapangan. Kurangnya data dan informasi yang cepat dan akurat, menyebabkan
program-program yang dibuat oleh Dinas Kesehatan menjadi serba terlambat. Hal
tersebut mengakibatkan permasalahan kesehatan dimasyarakat tidak teratasi,
bahkan telah muncul permasalahan yang baru.
Surveilans
kesehatan masyarakat adalah aktifitas secara sistematis tentang pengumpulan,
analisis, interpretasi, dan diseminasi data berkaitan dengan kejadian masalah
kesehatan dalam rangka tindakan kesehatan masyarakat untuk menurunkan kejadian
morbiditas dan mortalitas serta meningkatkan derajat kesehatan. Data yang
diseminasikan dengan sistem surveilans kesehatan masyarakat dapat dipakai
sebagai acuan dalam melakukan tindakan secara cepat, merencanakan program dan
evaluasi, serta merumuskan hipotesis penelitian. Sistem surveilans kesehatan
masyarakat telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan
masyarakat. Sementara, sistem informasi kesehatan masyarakat memasukkan
berbagai sumber data yang esensial untuk pelaksanaan kesehatan masyarakat dan
seringkali dipakai untuk surveilans. Sistem tersebut bervariasi dari sistem
pengumpulan data yang sederhana (simple) sampai pemanfaatan sistem elektronik
dalam berbagai format.
Kesehatan ibu dan
anak (KIA) di tanah air selalu menjadi masalah pelik yang keadaannya tak
kunjung membaik. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut
diyakini memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka
kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Kendati berbagai upaya perbaikan serta penanganan telah dilakukan, namun
disadari masih diperlukan berbagai dukungan tadi. Program KIA bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak secara optimal.
Salah satu unsur penting untuk mendukung tujuan tersebut adalah ketersediaan
data dan informasi yang sangat berguna dalam perencanaan, implementasi,
monitoring, serta evaluasi hasil pelayanan kesehatan. Sebagian besar Program
kesehatan ibu dan anak di institusi kesehatan belum didukung oleh sistem
informasi yang memadai baik dari sisi pencatatan, pengolahan, dan analisis
serta interpretasi dan pelaporan.
Kegiatan
surveilans atau pemantauan kejadian sakit maupun kematian ibu dan anak sudah
dilakukan di semua propinsi serta kabupaten di seluruh Indonesia. Namun
pelaksanaannya masih jauh dari harapan untuk mampu menyediakan data yang
akurat, cepat dan lengkap. Seringkali stake holder terlambat dalam mendapatkan informasi
tentang kejadian sakit dan kematian, bahkan seringkali datanya tidak lengkap,
sehingga laporan yang diberikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Propinsi
kebanyakan merupakan hasil estimasi dari kondisi masa lalu. Kondisi
seperti ini terjadi sebagai akibat minimnya tenaga yang memahami arti
pentingnya surveilans dan kurangnya kemampuan (skill) dalam
menjalankan sistem surveilans yang benar. Kegiatan surveilans yang dilaksanakan
tidak memperhatikan prinsip-prinsip surveilans.
Kesehatan ibu dan anak
merupakan harapan masa depan bagi semua orang. Dari dahulu hingga sekarang ini
masalah kesehatan ibu dan anak masih kurang diperhatikan yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor tertentu, situasi, dan kondisinya. Masalah kesehatan ibu dan
anak merupakan masalah yang perlu perhatian lebih karena masalah itu merupakan
masalah yang mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud kesehatan ibu dan
anak?
2. Bagaimana prinsip dan tujuan program
kesehatan ibu dan anak?
3. Bagaimana Kegiatan dalam program
kesehatan ibu dan anak?
4. Bagaimana sistem kesiagaan di bidang
kesehatan ibu dan anak?
5. Bagaiamana manajemen kegiatan kesehatan
ibu dan anak?
6. Bagaiamana peranan dan
tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kesehatan ibu dan anak
2. Untuk mengetahui prinsip dan tujuan
program kesehatan ibu dan anak
3. Untuk mengetahui kegiatan dalam program
kesehatan ibu dan anak
4. Untuk mengetahui sistem kesiagaan di
bidang kesehatan ibu dan anak
5. Untuk mengetahui manajemen kegiatan
kesehatan ibu dan anak
6. Untuk mengetahui peranan dan tugas tenaga
kesehatan masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak
adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.
Pemberdayaan masyarakat bidang
KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis
terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem
tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat transportasi/komunikasi (telepon genggam,telepon rumah),
pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantauan, dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup
pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat, serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan akan dilakukan
di taman kanak-kanak.
Menurut Asfryati (2003:27),
keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan
mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai
peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada
tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai
pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama
anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa,
karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya.
Menurut Zulfili (1986:9),
peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu
sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga
dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah
dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
B. Prinsip
dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program
KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA
secara efektif dan efisien.Tujuan umum program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu
(pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan
keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya
2. Meningkatnya upaya
pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam
lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta
di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK
3. Meningkatnya jangkauan
pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan
ibu meneteki
4. Meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita
5. Meningkatnya kemampuan
dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya
C. Kegiatan Dalam
Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan
ibu dan anak, diantaranya :
1. Pemeliharaan kesehatan ibu
hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor
resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang
balita.
4. Imunisasi Tetanus
Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali, Polio tiga kali, dan
campak satu kali pada bayi
5. Penyuluhan kesehatan
meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
6. Pengobatan bagi ibu,
bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan
7. Kunjungan rumah untuk
mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir
ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan
bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-kader
kesehatan
D. Sistem
Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu
1.
Sistem pencatatan-pemantauan
2.
Sistem transportasi-komunikasi
3.
Sistem pendanaan
4.
Sistem pendonor darah
5.
Sistem informasi KB
Proses Pemberdayaan Masyarakat
bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan
sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait
dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
1.
Upaya mobilisasi social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat
darurat, khususnya untuk mambantu ibu hamil saat bersalin.
2.
Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka
kematian maternal.
3.
Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam
menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4.
Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh
tenaga kesehatan profesional.
5.
Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi
masalah mereka sendiri.
6.
Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi maslah kesehatan maternal.
7.
Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam
mengatasi masalah kesehatan.
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada
konsep-konsep berikut ini :
1. Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial
dan nilai-nilai tolong menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.
2.
Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan
perempuan.
3.
Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah
tetapi merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.
4.
Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5.
Menggunakan pendekatan partisipatif
6. Melakukan aksi dan advokasi.
Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu
untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti
kondisi kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan
kesehatan, dan berbagai hubungan, dan kekuasaan yang mempengaruhi kondisi
tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna memperbaiki kondisi
tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka miliki. Untuk
memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses
fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan.
Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan
pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan
yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan menentukan
proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat
bidang KIA ini.
E. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pemantauan kegiatan KIA
dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan.
Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA
serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan
dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non
teknis, yaitu:
1. Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan
kesehatan yang terdiri dari :
a.
Indikator Akses
b.
Indikator Cakupan Ibu Hamil
c.
Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d.
Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e.
Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f.
Indicator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun
masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di
mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini
dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis
memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti
oleh para penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan
memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti
oleh para penguasa wilayah.
Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa
serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan
desa-desamana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak
lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan
masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.
F. Peranan dan Tugas Tenaga
Kesehatan Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak
Tenaga kesehatan harus mampu
mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama
lintas sektoral, mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan
efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
Dalam upaya kesehatan program
yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu
program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health
Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu
menjawab tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini
menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia
yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang
2. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia
yang ada
3. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran
melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif
4. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang
sakit
5. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk
mencapai potensi kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk
yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
6. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil
(ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
7. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan
pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh
lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
8. Penggerakan peran serta masyarakat.
9. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan
masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
10. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
11. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi
perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di
tempat umum).
12. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi
yang sakit.
Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain :
1.
Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan,
serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan masyarakat.
2.
Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan
kegiatan Puskesmas.
3.
Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis
sesuai bidang tugasnya.
4.
Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.
5.
Melaksanakan upaya kesehatan perorangan.
6.
Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga
Berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegah dan
pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium
sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa,
kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya, serta pembinaan pengobatan
tradisional;.
7.
Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi
upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik,
pembantuan sarana dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit
pelayanan kesehatan swasta, serta kader pembangunan kesehatan.
8.
Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader
pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di
wilayah kerjanya.
9.
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan.
10. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah
tangga UPT.
11. Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja
UPTD.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Dinas.
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih
menekankan pada upaya promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan
rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani
kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada
pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan
di masa datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang
sehat produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap
penduduk memiliki status kesehatan yang cukup. Melalui kesadaran yang leih
tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
2.
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Tujuan program
Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
3.
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya,
pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak
prasekolah, deteksi dini faktor resiko ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang
balita, dan sebagainya
4.
Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu : sistem
pencatatan-pemantauan, sistem transportasi-komunikasi, sistem pendanaan, sistem
pendonor darah, sistem informasi KB
5.
Manajemen kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA
(PWS-KIA)
6.
Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain mengumpulkan,
mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan, serta melaksanakan
pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat,
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan
Puskesmas, menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk
teknis sesuai bidang tugasnya, melaksanakan upaya kesehatan masyarakat,
melaksanakan upaya kesehatan perorangan, dan lain-lain.
B.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi acuan dalam melakukan
peningkatan kesehatan pada Ibu dan Anak, dan lebih mengutamakan upaya
promotif-preventif dibandingkan kuratif.
DAFTAR PUSTAKA
Alfina, Nabila. 2014. “Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat (Pemeliharaan
Kesehatan Pada Ibu)”.
Noviastuti 2003, “Advokasi, Kemitraan Dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Mendukung Upaya-Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak”.
Stefani,Delfi Lucy. 2013. “Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.
Vharozma. “Ilmu Kesehatan Masyarakat”.
Wiguna, Candra. 2014. “Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat”.
0 Komentar