Makalah
New
Emerging Disease
(Penyakit
Zika)
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
ibi Marselina S.KM., M.Kes selaku dosen pengampu yang telah membantu dan
membimbing kami, dan atas bantuan dari pihak lain yang telah membantu dengan
memberikan sumbangan pemikirannya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang New Emerging
Disease (Penyakit Zika), dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kemajuan dari makalah ini.
Palu,
30 Maret 2018
Kelompok 6
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 4
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 5
C.
Tujuan....................................................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................................. 6
A.
Pengertian New
Emerging Disease ....................................................... 6
B.
Pengertian Virus
dan Penyakit Zika....................................................... 6
C.
Sejarah
Penyebaran Virus Zika............................................................... 7
D.
Tanda dan Gejala
Penyakit Zika............................................................. 8
E.
Epidemiologi
Penyakit Zika berdasarkan Orang, Tempat dan Waktu 9
F.
Riwayat Alamiah
Penyakit Zika.............................................................. 10
G.
Rantai Penularan
Penyakit Zika............................................................. 11
H.
Upaya Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit Zika..................... 13
BAB
III PENUTUP......................................................................................................... 14
A.
Kesimpulan............................................................................................... 14
B.
Saran......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Virus Zika (ZIKV) merupakan arthropod-borne virus (arbovirus) yang
berasal dari genus flavivirus. Singlestranded RNA arbovirus ini
pertama kali diisolasi dari monyet rhesus pada tahun 1947 dan kemudian dari
nyamuk pada tahun 1958 di Afrika. Sejak saat itu virus Zika terus menyebar ke
daerah Afrika dan Asia. Dalam 10 tahun terakhir virus Zika kembali menarik
perhatian dunia setelah munculnya laporan wabah virus Zika yang terjadi di
pulau Yap, Micronesia pada tahun 2007. Kemudian diikuti dengan wabah yang lebih
besar pada tahun 2013 dan 2014 yang terjadi di daerah French Polynesia, di
Pasifik Selatan. Pada tahun yang sama terjadi juga penyebaran di daerah New
Caledonia, Easter Island dan the Cook Islands. Pada Mei 2015, PAHO (the Pan
American Health Organization) mengeluarkan peringatan tentang infeksi virus
Zika pertama dikonfirmasi di Brasil dan akhirnya Pada tanggal 1 Februari, 2016
(WHO) menyatakan Virus Zika sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (PHEIC). Kenyataannya penigkatan penyebaran virus zika ini
tidak diiringi dengan penigkatan kesadaran masyarakat terhadap ancaman virus
zika, karena seringkali infeksi zika tidak menunjukkan gejala apapun. (Kusuma,
2015).
Lembaga Eijkman mencatat
ada lima kasus Virus Zika di Indonesia, yaitu Tahun 1981 dilaporkan ada satu
pasien di Rumah Sakit Tegalyoso Klaten; Tahun 1983 dilaporkan ada enam dari 71
sampel di Lombok NTB; Tahun 2013 dilaporkan ada seorang turis perempuan dari
Australia positif terinfeksi virus Zika setelah sembilan hari tinggal di
Jakarta; Tahun 2015 dilaporkan ada seorang turis dari Australia terinfeksi
virus Zika setelah digigit monyet di Bali; dan Tahun 2015-2016 Lembaga Eijkman
melaporkan seorang pasien di Provinsi Jambi positif terinfeksi virus Zika.
Pemeriksaan ini diawali dengan tingginya kasus penyakit DBD di Jambi sehingga
dilakukan pemeriksaan terhadap 103 sampel darah pasien DBD pada salah satu
rumah sakit swasta di Jambi.
Seperti yang sedang
santer diberitakan oleh beberapa media, ternyata penyebaran virus ini
disebabkan oleh nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti adalah pembawa yang paling
umum dari penyakit ini dan Aedes albopictus adalah nyamuk lain yang juga
berpotensi. Mereka berasal dari Afrika dan Asia. Aedes albopictus, yang
juga dikenal sebagai nyamuk macan Asia dengan ciri garis-garis putih, dianggap
spesies nyamuk yang paling agresif. Kedua spesies biasanya menggigit pada siang
hari dan pada sore hari, sehingga kelambu untuk tidur malam dianggap tidak
begitu berguna untuk mecegah Zika. Setiap spesies juga dapat menginfeksi orang
dengan demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning. Virus Zika yang telah
menginfeksi manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi,
konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika dapat
menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat
berlangsung beberapa hari hingga satu minggu.
Fakta diatas telah menujukkan ancaman yang serius dari penyebaran virus
Zika, dan uraian serta fakta tersebut di atas menjadi latar belakang penulisan
makalah ini, agar dapat lebih mengetahui lebih dalam mengenai virus dan
penyakit Zika
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan New
Emerging Disease ?
2.
Apa yang dimaksud dengan virus dan
penyakit Zika ?
3.
Bagaimana sejarah penyebaran virus Zika
?
4.
Apa saja tanda dan gejala penyakit Zika
?
5.
Bagaimana epidemiologi penyakit Zika
berdasarkan orang, tempat dan waktu ?
6.
Bagaimana riwayat alamiah penyakit Zika
?
7.
Bagaimana rantai penularan penyakit
Zika ?
8.
Bagaimana upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit Zika ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian New
Emerging Disease
2.
Untuk mengetahui pengertian virus dan
penyakit Zika
3.
Untuk mengetahui sejarah penyebaran
virus Zika
4.
Untuk mengetahui tanda dan gejala
penakit Zika
5.
Utuk mengetahui epidemiologi penyakit
Zika berdasarkan orang, tempat dan waktu
6.
Untuk mengetahui riwayat alamiah
penyakit Zika
7.
Untuk mengetahui rantai penularan
penyakit Zika
8.
Untuk mengetahui upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit Zika
B.
Pengertian Virus dan Penyakit Zika
Virus Zika adalah virus yang proses penularannya melalui media nyamuk Aedes
aegypti. Virus ini memiliki kesamaan dengan virus dengue, berasal
dari kelompok arbovirus. Masih merupakan satu famili dengan virus lain
seperti virus penyebab penyakit demam berdarah dan penyakit cikungunya. Virus
Zika adalah anggota dari famili Flaviviridae. orang yang terjangkit
virus Zika akan merasakan gejala seperti sakit kepala, ruam di leher, wajah,
lengan atas, dapat menyebar ke telapak tangan dan kaki, dan demam serta nyeri
punggung (Prastika, 2016)
Sedangkan penyakit Zika adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
nyamuk vektor pembawa virus Zika, yaitu nyamuk Aedes aegypti untuk
daerah tropis, Aedes africanus di daerah Afrika, dan juga Aedes
albopictus pada beberapa daerah lain. Nyamuk Aedes merupakan jenis
nyamuk yang aktif di siang hari, dan dapat hidup di dalam maupun luar ruangan.
Penyakit infeksi Zika juga bisa ditularkan oleh ibu hamil kepada janinnya
selama masa kehamilan.
C.
Sejarah Penyebaran Virus Zika
Virus Zika pertama kali ditemukan pada 1947 di hutan Zika, Uganda, saat
sejumlah peneliti dari Yellow Fever Researcher Institute mengisolasi
seekor Monyet Makaka, rhesus yang telah positif mengidap virus ini.
Kemudian, virus ini melakukan kontak pertama dengan manusia berkat survei
serologi yang dilakukan di Uganda dan Nigeria. Hasil survei tersebut
menunjukkan dari 84 orang di semua umur, 50 orang terbukti memiliki antibodi
terhadap Zika dengan 40 orang berumur di atas 40 tahun.
Aedes
aegypti betina adalah agen utama dalam
persebaran Zika. Keberadaan spesies yang telah melintasi hampir seluruh
dunia ini mempercepat peredaran Zika. Ditambah mobilitas manusia yang makin cepat,
nyamuk ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Termasuk di negara-negara di utara
ekuator yang sejatinya bukan habitat ideal bagi nyamuk.
Sejalan dengan persebaran ‘sang kurir’, virus Zika berkembang sedemikian
rupa sehingga penularannya tak lagi bersumber dari gigitan nyamuk semata.
Transfusi darah, transplantasi organ, hubungan seks, dan kehamilan merupakan
cara lain virus ini berlipat ganda. Meskipun demikian, sejumlah penyebab tadi
belum semua dipastikan sepenuhnya bertanggung jawab atas penularan virus Zika.
Pada tahun 1951-1983, virus ini mulai menginfeksi manusia. Laporan
tersebut datang dari beberapa negara Afrika seperti Mesir, Gabon, Sierra Leone,
Tanzania, dan Uganda. Selain di Afrika, pada periode tersebut, penyebaran virus
Zika telah mencapai daratan dan semenanjung Asia seperti India, Pakistan,
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Persebaran Zika mulai mengancam masyarakat global semenjak mewabah di
benua Amerika, terutama Brazil pada 2015. Pada kasus yang ditemukan di Brazil,
peneliti menduga virus Zika berevolusi hingga menyebabkan microcephaly pada
bayi yang baru lahir.
D.
Tanda dan Gejala Penyakit Zika
Virus Zika seringkali tidak menunjukkan gejala atau
tanda, sehingga penderita tidak mengetahui bahwa dirinya terjangkit virus Zika.
Namun jika muncul gejala, biasanya bersifat ringan dan baru muncul 3-12 hari
setelah tergigit. Menurut Krishna (2016), gejala-gejala yang umumnya muncul,
antara lain:
1.
Tubuh terasa lemah dan lelah
2.
Demam
3.
Sakit kepala
4.
Ruam kemerahan pada kulit
5.
Nyeri otot
6.
Nyeri sendi
7.
Konjungtivis atau peradangan kelopak
mata
Gejala ini biasanya berlangsung selama beberapa hari. Satu dari 5 orang
yang terinfeksi virus ini mungkin menjadi sakit. Walaupun sangat jarang, virus
Zika dapat muncul sebagai kasus berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut
di rumah sakit dan bahkan kematian.
E.
Epidemiologi Penyakit Zika berdasarkan
Orang, Tempat dan Waktu
1.
Orang
a)
Usia
Dilihat dari aspek usia, virus Zika bisa menginfeksi manusia usia berapa
saja baik tua maupun muda. Namun, virus Zika akan sangat mudah menyerang bayi
dalam kandungan, terutama dikarenakan oleh para ibu hamil yang telah terkena
virus Zika. Antara 1-10% wanita yang terinfeksi virus Zika selama masa
kehamilan, berisiko melahirkan bayi dengan cacat. Cacat paling umum yang
terjadi adalah microchepaly, dimana bayi lahir dengan ukuran kepala
lebih kecil dari normal, dahi miring, dan kerusakan otak.
b)
Jenis Kelamin
Dilihat dari aspek jenis kelamin, siapapun baik wanita maupun pria dapat
berisiko terinfeksi virus Zika apabila tergigit oleh nyamuk pembawa virus Zika.
c)
Kelas Ekonomi
Dilihat dari aspek ekonomi, orang dengan ekonomi yang memadai akan lebih
rendah risiko terinfeksi virus Zika, karena mereka akan lebih memperhatikan
kesehatan dan mampu untuk membeli obat atau insektisida untuk mengurangi jumlah
nyamuk di dalam rumah dan lingkungan sekitar rumahnya. Sedangkan orang dengan
ekonomi yang kurang dapat terinfeksi dengan mudah, karena tidak mampu untuk
membeli peralatan yang memadai agar dapat mengurangi populasi nyamuk pembawa
virus.
d)
Jenis Pekerjaan
Orang dengan jenis pekerjaan apapun, baik aktif maupun pasif dapat
terinfeksi virus Zika apabila bekerja pada lingkungan kerja yang menjadi tempat
penularan virus Zika.
e)
Etnik/Kebudayaan
Orang dengan kebudayaan atau suku bangsa apapun dapat terinfeksi virus
Zika apabila tinggal/menetap pada lingkungan yang menjadi tempat penularan
virus Zika atau tempat hidup nyamuk penyebar virus Zika.
2.
Tempat
Nyamuk pembawa virus Zika umumnya hidup di area tropis dan subtropis.
Nyamuk aedes lebih banyak di luar rumah, tempat berkembang biak aedes
biasanya di lingkungan padat penduduk, tempat penempungan air, atau di dalam
plastik yang ada airnya.
3.
Waktu
Waktu paling rentan untuk perkembangan virus Zika adalah musim hujan dan
udara lembab. Pada musim hujan potensi banyaknya genangan air tempat berkembang
biaknya nyamuk pun semakin banyak. Selain itu, waktu dimana meningkatnya suhu
atau kenaikan temperatur juga dapat menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk,
kondisi ini dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan daerah perkembangbiakan
nyamuk. Karena patogen seperti nyamuk cenderung tahan pada suhu tinggi dan
siklus hidup mereka menjadi lebih cepat.
F.
Riwayat Alamiah Penyakit Zika
Riwayat alamiah Zika berawal dari nyamuk yang terinfeksi virus Zika setelah
menghisap darah seseorang yang telah terjangkit virus Zika. Nyamuk yang
terinfeksi tersebut lalu menggigit orang yang belum terinfeksi Zika sehingga menyebarkan
virus Zika ke orang tersebut. Nyamuk merupakan perantara terbanyak, namun
penularan juga dimungkinkan terjadi melalui cara lain seperti transfusi darah,
dari ibu hamil ke janin, hubungan seksual bahkan melalui cairan tubuh seperti
air liur dan urin.
Masa inkubasi (dari pertama terjangkit hingga munculnya
tanda-tanda penyakit) dari virus zika masih belum diketahui pasti namun dugaan
sementara masa inkubasinya adalah beberapa hari (kurang dari satu minggu).
Gejala yang muncul bersamaan dengan tahap penyakit dini tidak jauh beda dengan
infeksi arbovirus lainnya yaitu demam, rash (bintik kemerahan) pada kulit, mata
merah, nyeri sendi, lemas dan pusing. Gejala tersebut bersifat ringan dan
berlangsung hingga 2-hari.
Pada tahap lanjut, penyakit Zika dapat menimbulkan komplikasi neurologis
yaitu Microchepaly dan Guillain Bare Syndrome (GBS), yang dapat
menyebabkan kelumpuhan saraf, namun hubungan ilmiahnya masih dalam tahap
penelitian.
Sedangkan untuk tahap akhirnya, penyakit Zika dapat sembuh dengan sempurna,
namun apabila terjadi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kecacatan pada
bayi yang disebabkan mircrocephaly yaitu kasus bayi lahir dengan kepala
kecil sehingga akan berpengaruh pada perkembangan otak bayi dan akhirnya
menyebabkan perkembangan mental bayi terganggu.
G.
Rantai Penularan Penyakit Zika
Sejumlah faktor yang memungkinkan proses penularan penyakit Zika adalah
sebagai berikut:
1.
Gigitan Nyamuk
Virus Zika ditularkan ke manusia terutama melalui gigitan nyamuk spesies
Aedes (Ae. aegypti dan Ae. albopictus). Ini adalah nyamuk yang sama
dengan nyamuk yang menyebarkan virus demam berdarah dan chikungunya. Nyamuk ini
biasanya bertelur di air tergenang seperti ember, mangkuk, piring hewan
peliharaan, pot bunga dan vas. Mereka lebih memilih untuk menggigit orang, dan
hidup di dalam dan di luar ruangan yang dekat manusia.
Nyamuk yang menyebarkan chikungunya, demam berdarah, dan Zika merupakan
nyamuk yang secara agresif menggigit di siang hari, tetapi mereka juga dapat
menggigit di malam hari.Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka menggigit orang
yang sudah terinfeksi virus. nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan
virus ke orang lain melalui gigitan.
2.
Penularan dari Ibu ke Anak
Seorang wanita hamil dapat menularkan virus Zika ke janinnya selama
kehamilan. Zika merupakan penyebab microcephaly dan cacat otak janin
berat lainnya. Saat ini sedang dipelajari berbagai masalah kesehatan potensial
lainnya dari infeksi virus Zika selama kehamilan.Wanita hamil yang sudah
terinfeksi virus Zika dapat menularkan virus kepada janinnya selama kehamilan
atau saat kelahiran.
Sampai saat ini, belum ada laporan bayi mendapatkan virus Zika melalui
menyusui. Karena manfaat dari menyusui, ibu dianjurkan untuk menyusui bahkan di
daerah di mana virus Zika ditemukan.
3.
Hubungan Seksual
Zika dapat ditularkan melalui seks dari orang yang terinfeksi Zika kepada
mitra-nya. Zika dapat ditularkan melalui seks, bahkan jika orang yang
terinfeksi tidak memiliki gejala pada saat itu.
Hal ini dapat ditularkan dari seseorang dengan Zika sebelum gejala mereka
mulai, saat mereka memiliki gejala, dan setelah gejala mereka berakhir.
Meskipun tidak didokumentasikan dengan baik, virus juga dapat melewati
seseorang yang membawa virus tanpa pernah mengalami gejala.
Studi dilakukan untuk mengetahui berapa lama Zika tetap berada di dalam
air mani dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi Zika, dan berapa lama
dapat dikirimkan ke pasangannya. Diketahui bahwa Zika dapat menetap dalam air
mani lebih lama dibandingkan cairan tubuh lainnya, termasuk cairan vagina,
urin, dan darah.
4.
Transfusi Darah
Virus Zika dapat menular kepada orang yang mendapatkan
transfusi darah dari seseorang yang telah terinfeksi Zika. Dengan adanya temuan
ini, bank darah menegaskan bahwa seseorang tidak boleh mendonorkan darah selama
30 hari dari waktu pemulihan infeksi virus.
H.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Zika
1.
Pencegahan
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan
pencegahan awal yang bisa membantu menghindari infeksi virus Zika. Meski
terdengar sederhana, namun fakta di lapangan kadang sulit dilakukan. Beberapa
langkah pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya:
a)
Tetap berada di dalam ruangan yang
tertutup dan ber-AC untuk mengurangi faktor risiko, karena nyamuk pembawa Zika
aktif sepanjang hari
b)
Kenakan pakaian yang dapat melindungi
dari gigitan nyamuk seperti baju berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki
dan sepatu
c)
Menggunakan kelambu saat tidur
d)
Menggunakan obat
nyamuk atau lotion anti nyamuk
e)
Melakukan pengawasan jentik melalui
program Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
f)
Meningkatkan daya tahan tubuh melalui
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti olahraga rutin, asupan nutrisi yang
cukup, dan lain sebagainya
g)
Bagi wanita hamil diharapkan untuk
lebih berhati-hati, dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin
bepergian ke tempat yang memang masuk dalam daftar negara yang terkena wabah
Zika
h)
Segera lakukan tes laboratorium
sekembalinya dari perjalanan ke salah satu negara yang rentan terhadap virus
Zika, khususnya perempuan hamil
2.
Penanggulangan
Pada dasarnya belum ada vaksin atau obat khusus yang digunakan untuk
membunuh virus Zika tersebut, tetapi setidaknya dapat dilakukan usaha
penanggulangan dan pengobatan sebagai berikut:
a)
Mengurangi Tempat Perkembangbiakan
Nyamuk
Untuk menurunkan populasi nyamuk, dilakukan dengan cara melakukan 3M Plus
(menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan
daur ulang barang bekas)
b)
Pemberian Obat
Pemberian obat ini digunakan untuk meredakan gejala yang
muncul, apabila pengidap mengalami sakit kepala, demam, nyeri otot, atau nyeri
sendi maka pengidap bisa diberikan/mengonsumsi paracetamol. Pengidap virus Zika, biasanya juga akan
mengalami penurunan nafsu makan. Maka, pengidap dapat diberikan obat curcuma untuk
mengembalikan nafsu makan tersebut
c)
Perbaikan Sistem Imun
Terserang virus Zika disebabkan karena sistem imun dalam
tubuh menurun. Maka dari itu mengembalikan dan meningkatkan sistem imun dapat
dilakukan dengan cara melakukan istirahat yang cukup hingga kondisi tubuh pulih
kembali. Mengkonsumsi sayur-sayuran, dan buah yang kaya akan vitamin C. Serta
konsumsi vitamin penambah daya tahan tubuh sesuai anjuran dokter.
d)
Penuhi Kecukupan Cairan Tubuh
Tubuh yang mengalami dehidrasi akan memudahkan virus
cepat masuk, hal inilah yang harus diwaspadai. Apabila sudah terserang oleh
virus Zika, sebaiknya harus memperbanyak minum agar tubuh tidak mengalami
dehidrasi.
e)
Istirahat yang cukup
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
New emerging disease adalah penyakit yang baru muncul di populasi dan perluasan host
(misal dari hewan ke manusia) secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan
penyakit yang dapat terdeteksi.
2.
Virus Zika adalah virus yang proses
penularannya melalui media nyamuk Aedes aegypti. Sedangkan penyakit Zika
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh nyamuk vektor pembawa virus Zika,
yaitu nyamuk Aedes aegypti untuk daerah tropis, Aedes africanus
di daerah Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah lain.
3.
Virus Zika pertama kali ditemukan pada
1947 di hutan Zika, Uganda, saat sejumlah peneliti dari Yellow Fever
Researcher Institute mengisolasi seekor Monyet Makaka, rhesus yang
telah positif mengidap virus ini. Pada tahun 1951-1983, virus ini mulai menginfeksi
manusia. Laporan tersebut datang dari beberapa negara Afrika seperti Mesir,
Gabon, Sierra Leone, Tanzania, dan Uganda. Selain di Afrika, pada periode
tersebut, penyebaran virus Zika telah mencapai daratan dan semenanjung Asia
seperti India, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Persebaran
Zika mulai mengancam masyarakat global semenjak mewabah di benua Amerika,
terutama Brazil pada 2015. Pada kasus yang ditemukan di Brazil, peneliti
menduga virus Zika berevolusi hingga menyebabkan microcephaly pada bayi
yang baru lahir.
4.
Tanda dan gejala penyakit Zika
diantaranya: tubuh terasa lemah dan lelah, demam, sakit kepala, ruam kemerahan
pada kulit, nyeri otot, nyeri sendi, dan konjungtivis atau peradangan kelopak
mata.
5.
Epidemiologi penyakit Zika berdasarkan
orang khususnya pada aspek usia menunjukkan bahwa bayi rentan terhadap
penularan penyakit, untuk jenis kelamin tidak ada yang lebih dominan.
Berdasarkan tempat, penyakit Zika banyak ditemukan pada tempat beriklim tropis
dan subtropis. Berdasarkan waktu, Waktu paling rentan untuk perkembangan virus
Zika adalah musim hujan dan udara lembab. Selain itu, waktu dimana meningkatnya
suhu atau kenaikan temperatur juga dapat menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk.
6.
Riwayat alamiah Zika berawal dari
nyamuk yang terinfeksi virus Zika setelah menghisap darah seseorang yang telah
terjangkit virus Zika. Nyamuk yang terinfeksi tersebut lalu menggigit orang
yang belum terinfeksi Zika sehingga menyebarkan virus Zika ke orang tersebut. Masa inkubasi (dari pertama terjangkit hingga
munculnya tanda-tanda penyakit) dari virus zika masih belum diketahui pasti
namun dugaan sementara masa inkubasinya adalah beberapa hari (kurang dari satu
minggu). Gejala yang muncul bersamaan dengan tahap penyakit dini tidak jauh
beda dengan infeksi arbovirus lainnya yaitu demam, rash (bintik kemerahan) pada
kulit, mata merah, nyeri sendi, lemas dan pusing. Pada tahap lanjut,
penyakit Zika dapat menimbulkan komplikasi neurologis yaitu Microchepaly dan
Guillain Bare Syndrome (GBS). Sedangkan untuk tahap akhirnya, penyakit
Zika dapat sembuh dengan sempurna, namun apabila terjadi pada ibu hamil dapat
meningkatkan risiko kecacatan pada bayi yang disebabkan mircrocephaly.
7.
Rantai penularan
penyakit Zika yaitu melalui gigitan nyamuk, penularan dari ibu ke bayi,
hubungan seksual, dan transfuse darah.
8.
Cara pencegahan
penyakit Zika adalah memakai kelambu, memakai obat nyamuk, dan memakai pakaian
yag tertutupu. Sedangkan cara penanggulangan dan pengobatannya adalah mengurangi
tempat perkembang biakan nyamuk, penggunaan obat, perbaikan sistem imun,
konsumsi cairan yang cukup, dan istirahat yang cukup.
B.
Saran
Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami
bahaya dari penyakit virus Zika, sehingga setiap individu bisa lebih merasa
khawatir dan mampu menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya
virus zika. Selain itu, perlu digalakkan Gerakan 3M Plus, dan segenap pihak
yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah menyebarnya virus Zika.
DAFTAR PUSTAKA
Prastika, Sonia. 2016. Mewaspadai
Virus Zika dan Virus Ganas Lainnya pada Wanita. Jakarta: Banana Books.
Krishna,
A. 2016. Infesksi Virus: Informasi Kesehatan Masyarakat. Informasi
Medika.
Kusuma,
Agung Sri Fitri. 2015. Review Virus Zika. Bandung: Farmaka UNPAD.
Deutsche Welle. 2015.
Virus Zika di Indonesia. (http://www.dw.com/id/peneliti-institut-eijkman-virus-zika-sudah-ada-di-indonesia-tahun-lalu/a-19015333) [diakses 30
Maret 2018]
Vet Health. 2017. New
Emerging dan Re-Emerging Disease. (https://vetindonesia.com/2017/04/27/apa-itu-emerging-dan-re-emerging-disease/) [diakses 30
Maret 2018]
WHO. 2016. Zika Virus
(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/zika/en/) [diakses 30
maret 2018]
0 Komentar