Metode Pengukuran Kepuasan Kerja dan Contoh


Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia
Metode Pengukuran Kepuasan Kerja dan Contoh

Dosen Pengampuh: Novi Inriyanny Suwendro, SKM., MPH
Disusun Oleh :

Nama     : Moh. Reza Rizaldy
Stambuk : N 201 16 086
Kelas      : Semester Antara

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
Rating Scale
Pendekatan yang sering digunakan untuk mengukur kepuasan kerja  dengan menggunakan Rating Scale antara lain: (1) Minnessota  Satisfaction Questionare, (2) Job Descriptive Index, dan (3) Porter Need Satisfaction Questionare.
Cara-cara mengukur kepuasan kerja:
1.   MINNESOTA SATISFACTION QUESTIONNAIRE (MSQ)
MSQ adalah kuesioner berbentuk kertas dan pensil dimana dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kebutuhan dan nilai-nilai kepuasan pada pekerjaan. MSQ dapat diberikan kepada kelompok atau pun secara individu dan sesuai untuk digunakan pada individu yang sudah dapat membaca pada kelas lima atau lebih tinggi. Dari keseluruhan bentuknya dapat digunakan secara netral untuk seluruh gender. Petunjuk administrasi untuk menggunakan MSQ sudah tercantum dalam sebuah buku kecil. Pada formulir MSQ yang bentuknya panjang dibutuhkan 15 sampai 20 menit untuk menyelesaikannya. Sedangkan formulir yang berbentuk pendek hanya dibutuhkan sekitar 5 menit. Untuk yang formulir pendek adalah pengecualian apabila selama 15 sampai 20 menit waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir panjang tidak praktis, tetapi sangat disarankan formulir panjang untuk digunakan, karena menyediakan lebih banyak informasi untuk administrasi tambahan singkat waktu yang diperlukan.
Mengukur kepuasan kerja pada 20 item skala, diantaranya:
a.    Kemampuan pemanfaatan (ability utilization) : manfaat atau kegunaan atas kemampuan yang dimiliki
b.   Prestasi (achievement) : pencapaian prestasi
c.    Aktivitas (activity) : kegiatan yang dikerjakan sehari-hari
d.   Kemajuan (advancement) : kemajuan dalam keahlian dan ketrampilan kerja
e.    Otoritas (authority) : wewenang yang dimiliki untuk mengarahkan orang lain
f.     Kebijakan perusahaan (company policies) : kebijakan organisasi secara umum
g.    Kompensasi (compensation) : tingkat kesejahteraan yang diterima
h.   Rekan kerja (co-workers) : kerja sama dengan rekan kerja
i.      Kreativitas (creativity) : kreativitas yang berkembang
j.      Kemerdekaan (independence) : tingkat kemandirian dalam bekerja
k.    Keamanan (security) : tingkat keamanan kerja
l.      Layanan sosial (social service) : dukungan sosial dari rekan kerja dan atasan
m. Status sosial (social status) : posisi status sosial dalam pekerjaan
n.   Nilai moral (moral values) : kesamaan dalam nilai-nilai moral
o.   Pengakuan (recognition) : pengakuan atas kerja
p.   Tanggung jawab (responsibility) : tanggung jawab yang dimiliki
q.   Pengawasan – Human Relations  (Supervision -Human Relations) : pengawasan atasan terhadap relasi antar karyawan
r.     Pengawasan-Teknis (supervision-Technical)  : pengawasan atasan atas hal-hal teknis
s.    Variasi atau ragam (variety) : kegiatan selingan seperti seni dan olahraga
t.     Kondisi kerja (working conditions) : kondisi lingkungan kerja
Contoh kuesioner MSQ:
NO
Pertanyaan
Pilihan jawaban
S
SS
TS
STS
1.
Saya takut menggunakan komputer karena takut membuat kesalahan yang tidak dapat saya perbaiki




2.
Saya merasa tidak mantap dengan kemampuan saya untuk menginterpretasikan print out komputer




3.
Anda harus menjadi seorang yang jenius untuk memahami semua tombol khusus yang ada di sebagian besar terminal komputer (computer terminals)




4.
Saya ingin menggunakan komputer dalam pekerjaan saya




5.
Tantangan dalam mempelajari komputer itu sangat menyenangkan (exciting)




2.   Job Descriptive Index (JDI)
Job descriptive Index adalah suatu instrumen pengukur kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Kendall dan Hulin (1969). Dengan instrumen ini dapat diketahui  secara luas bagaimana sikap karyawan terhadap komponen-komponen dari pekerjaan itu. Variabel yang diukur adalah kepuasan terhadap pengawasan (supervisi), kepuasan terhadap rekan kerja, kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, kepuasan terhadap gaji, dan kepuasan terhadap promosi.
Cara penggunaan JDI adalah dengan memberikan suatu set kata untuk mendeskripsikan tentang apa yang mereka rasakan tentang beberapa aspek pekerjaan mereka. Karyawan diminta untuk mengisi evaluasi kepuasan kerja dengan “Y” jika setuju dengan pernyataan yang diberikan, “N” jika mereka tidak setuju atau “?” jika tidak dapat memutuskan. Kemudian dari hasil survey tersebut kemudian dapat diambil kesimpulan tentang status kepuasan kerja karyawan.




Contoh JDI:
Gambar 2.1 Set Pernyataan JDI | Sumber: www.bgsu.edu
Pemberian skor untuk Job Descriptive Index adalah sebagai berikut jika jawaban “Y”, maka nilainya 3. Jika jawaban “N”, maka nilainya -3 dan jika memilih “?” maka nilainya 0.

3.   Interview

Intervie merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.

a.    Wawancara Terpimpin (Structured or Interview) Interview jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman-pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan masak-masak sebelumnya. Sehingga interview tinggal membacakan pertanyaan-pertanya kepada interviewee. Pertanyaan-pertanyaan di dalam pedoman (kuesioner) tersebut disusun sedemikian rupa sehingga mencakup variabel-variabel yang berkaitan dengan hipotesisnya. Uraian lebih lanjut dari hal ini akan akan dibicarakan di dalam Prinsip-prinsip Penyusunan Kuesioner.

b.   Wawancara Bebas Terpimpin. Wawancara jenis ini merupakan kombinasi dari wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun terdapat unsur kebebasan, tetapi ada pengaruh pembicaraan secara tegas dan mengarah. jadi wawancara jenis ini mempunyai ciri fleksibilitas (keluwesan) dan arah yang jelas. Oleh karena itu sering dipergunakan untuk menggali gejala-gejala kehidupan psychis antropalogis, misalnya latar belakang suatu keyakinan, motivasi dari suatu perbuatan, harapan-harapan. dan unsur-unsur terpendam lainnya yang bersifat sangat pribadi.

c.    FreeTalk dan Diskusi. Apabila di dalam suatu wawancara terjadi suatu hubungan yang sangat terbuka antara interviewer dan interviewee, maka di sini sebenarnya kedua belah pihak masing-masing menduduki dwifungsi, yakni masing-masing sebagai ”information hanter” dan “information supplier: dan dalam keadaan demikian ini kedua belah pihak dengan hati terbuka bertukar pikiran dan perasaan dan sesubjek mungkin mereka saling meberikan keterangan-keterangan. Maka dalam situasi demikian ini berlangsunglah suatu “free talk” atau berbicara bebas.

 

 

Contoh:

1.   Contoh wawancara terstruktur:

P : Apakah Anda mengetahui tentang peristiwa gempa bumi  yang terjadi di Lombok ini yang baru terjadi kemarin?

S: Iya.

P: Kapan peristiwa gempa bumi itu terjadi?

S: Minggu 5 Agustus kemarin.

P: Dimana Anda berada pada saat gempa bumi itu terjadi?

S: Saya berada di NTB saat gempa itu terjadi.

P: Bagaimana tindakan Anda begitu mengetahui peristiwa tersebut?

S: Saya begitu panik dan berlari menuju lapangan untuk mengungsi.

2.      Contoh wawancara tidak terstruktur:
P : Apakah Anda mengetahui
tentang kecelakaan motor di daerah jalur 2?

S : Iya

P: Anda mengetahui peristiwa tersebut dari mana?

S: Dari teman saya.

P: Apakah teman Anda melihat langsung kejadian tersebut?

S: Iya, ia berada tepat di belakang motor yang kecelakaan tersebut.

P: Apakah teman Anda ketakutan ketika melihat peristiwa tersebut atau malah mendekat ke lokasi?

S: Ia mendekat ke korban dan membantu mengangkat korban ke trotar jalan.

Menurut Robbins (2003:73) terdapat dua macam pendekatan yang secara luas dipergunakan untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut :
1.   Single Global Rating
Yaitu tidak lain dengan minta individu merespon atas satu pertanyaan seperti : dengan mempertimbangkan semua hal, seberapa puas anda dengan pekerjaan anda? Responden menjawab antara “Highly Satisfied” dan “Highly Dissatisfied”.
2.   Summation Score lebih canggih
Mengidentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing elemen. Faktor spesifik yang diperhitungkan adalah  sifat pekerjaan, supervisor, upah sekarang, kesempatan promosi dan hubungan dengan kondisi kerja.

Posting Komentar

0 Komentar