Pengertian Dan Jenis Jenis Polio


  1.      Defenisi Polio
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf sehingga penderita menderita kelumpuhan. Virus yang pada umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun ini di tandai dengan munculnya demam, sakit kepala, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio dan ditindak lanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus acute flaccid paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu guna mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat. AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan akhirnya dapat mengakibatkan kelumpuhan.
  2.      Jenis-jenis Polio
a.       Polio Paralitik
Denervasi jaringan otot skelet sekunder oleh infeksi poliovirus dapat menimbulkan kelumpuhan.Tanda-tanda awal polio paralitik ialah panas tinggi, sakit kepala, kelemahan pada punggung dan leher, kelemahan asimetris pada berbagai otot, peka dengan sentuhan, susah menelan, nyeri otot, hilangnya refleks superfisial dan dalam, parestesia, iritabilitas, konstipasi, atau suka buang air kecil. Kelumpuhan umumnya berkembang 1- 10 hari setelah gejala awal mulai timbul Prosesnya berlangsung selama 2- 3 hari, dan biasanya komplit seiring dengan turunnya panas.
b.      Polio spinal
Polio spinal adalah tipe poliomielitis paralisis yang paling sering akibat invasi virus pada motor neuron di kornu anterior medula spinalis yang bertanggung jawab pada pergerakan otot-otot, termasuk otot-otot interkostal, trunkus, dan tungkai. Kelumpuhan maksimal terjadi cukup cepat (2-4 hari), dan biasanya timbul demam serta nyeri otot. Virus dapat merusak otot-otot pada kedua sisi tubuh, tetapi kelumpuhannya paling sering asimetris.Kelumpuhan seringkali lebih berat di daerah proksimal dari pada distal.
c.       Polio Bulbar
Terjadi kira-kira 2% dari kasus polio paralitik. Polio bulbar terjadi ketika poliovirus menginvasi dan merusak saraf-saraf di daerah bulbar batang otak. Destruksi saraf-saraf ini melemahkan otot-otot yang dipersarafi nervus kranialis, menimbulkan gejala ensefalitis, dan menyebabkan susah bernafas, berbicara, dan menelan. Akibat gangguan menelan, sekresi mukus pada saluran napas meningkat, yang dapat menyebabkan kematian. Polio bulbospinal Kira-kira 19% dari semua kasus polio paralitik yang memberikan gejala bulbar dan spinal; subtipe ini dikenal dengan polio respiratori atau polio bulbospinal. Poliovirus menyerang nervus frenikus, yang mengontrol diafragma untuk mengembangkan paru-paru dan mengontrol otot-otot yang dibutuhkan untuk menelan.

Posting Komentar

0 Komentar