Metode Kontrasepsi- Jenis-jenis Alat Kontrasepsi


Metode Kontrasepsi
A.  Jenis-jenis Alat Kontrasepsi
1.   Kondom pria dan wanita
Jika dibandingkan dengan alat kontarsepsi lainnya, maka kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling dikenal masyarakat, terutama yang dikhususkan bagi pria. Namun, kini telah beredar kondom bagi wanita; yang hampir mirip dengan kondom pria, namun harus dipasang di mulut vagina 8 jam sebelum melakukan hubungan seksual. Kekurangan: Jenis alat kontrasepsi ini hanya dapat digunakan sekali, kurang efektif dalam mencegah kehamilan, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada alat kelamin.
2.   Pil KB
Ternyata, pil KB dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen (seperti Diane 35 dan Yasmin). Kekurangan: Harus rutin dikonsumsi setiap hari, dalam beberapa kasus dapat memicu terganggunya pola menstruasi, kenaikan berat badan, hingga darah tinggi; serta tidak melindungi penggunanya dari penularan infeksi menular seksual (IMS).
3.   Suntik KB
Suntik KB merupakan langkah pencegahan kehamilan dengan menyuntikkan hormon progestin pada lengan bagian atas setiap 3 bulan sekali. Kekurangan: Dapat menimbulkan efek serupa penggunaan pil KB, seperti mual dan kenaikan berat badan; tidak melindungi penggunanya dari IMS, serta dapat menurunkan gairah seksual.
4.   Koyo Ortho Evra
Koyo ortho evra memang tidak terlalu populer di masyarakat pada umumnya. Untuk pemakaian, koyo ini biasanya ditempelkan pada perut bagian bawah, bokong atau lengan; dan mampu mencegah kehamilan dengan melepaskan hormon estrogen dan progestin ke dalam tubuh. Kekurangan: Dapat memicu iritasi kulit, meningkatkan tekanan darah, menyebabkan sakit kepala berkepanjangan.
5.   IUD/Spiral
IUD atau yang masyarakat kenal dengan spiral, merupakan alat kontraspesi berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim. IUD ada yang terbuat dari tembaga (seperti Paragard yang bertahan selama 10 tahun) dan bahan lain yang mengandung hormon (seperti Mirena yang bertahan selama 5 tahun). Kekurangan: Dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti kram; ada risiko tubuh menolak pemasangan IUD, serta memicu ketidakteraturan pola serta volume darah yang dikeluarkan saat menstruasi.
6.   Implan
Implan alat kontrasepsi berbentuk batang kecil (40mm) yang dipasang di lengan bagian atas dan berfungsi untuk mencegah kehamilan dengan perlahan melepaskan hormon progestin. Kekurangan: Dapat memicu iritasi serta rasa tidak nyaman di area lengan yang dipasangi implan, meningkatkan risiko mentruasi yang tidak teratur dengan jumlah darah yang berlebih di masa awal penggunaannya, serta tidak dapat digunakan oleh mereka yang menderita diabetes, penyakit liver, serta osteoporosis.
7.   Spermisida
Umumnya, spermisida yang berbentuk krim atau jeli akan diaplikasikan ke dalam vagina minimal 30 menit sebelum berhubungan seksual. Fungsinya adalah untuk membunuh sperma agar tidak bergerak ke dalam rahim dan membuahi sel telur. Kekurangan: Kontrasepsi yang satu ini seringkali memicu timbulnya iritasi serta tidak melindungi penggunanya dari IMS.

8.   Diafragma
Diafragma adalah alat kontrasespsi berbentuk kubah yang terbuat dari karet dan dipasang di mulut rahim; biasanya digunakan bersamaan dengan spermisida. Perlu diperhatikan bahwa diafragma harus tetap dipakai setidaknya sampai 6 jam setelah berhubungan seksual. Kekurangan: Dapat memicu iritasi pada jaringan vagina serta tidak melindungi penggunanya dari IMS
9.   Cervical cap
Berbentuk hampir serupa dengan diafragma, Cervical Cap diletakkan di mulut rahim agar jalur masuk sperma terhalang. Kekurangan: Pemasangannya cukup merepotkan karena harus dilakukan oleh dokter dan hanya efektif digunakan selama 2 hari saja.
10.    Jenis kontrasepsi permanen
Jika Anda dan pasangan sudah yakin dengan keputusan untuk tidak memiliki momongan lagi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba kontrasepsi permanen yang dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu:
a.    Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur medis yang melibatkan penutupan saluran vas deferens pada pria. Kekurangan: Melibatkan prosedur operasi serta bersifat irreversible, alias tidak dapat diubah lagi.
b.   Tubektomi
Tubektomi merupakan proses sterilisasi pada wanita yang melibatkan langkah pemotongan serta pengikatan saluran tuba falopi. Kekurangan: Melibatkan prosedur operasi, berisiko menimbulkan infeksi dan pendarahan di dalam, serta bersifat irreversible.
c.    Implan Tuba
Kontrasepsi permanen yang dapat Anda coba adalah implan tuba –pemasangan implan yang terbuat dari logam atau silikon di bagian tuba falopi. Kekurangan: Mahal dan memicu ketidaknyamanan di area pinggul
11.    Pil KB kombinasi progestin dan estrogen
Kelebihan:
-Mengurangi perdarahan saat menstruasi
-Mengurangi gejala PMS
-Membuat siklus haid lebih teratur
-Meningkatkan kepadatan tulangMengurangi risiko penyakit kanker ovarium & endometrium,  stroke, salphingitis, rematik
Kekurangan:
-Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular
-Peningkatan berat badan
-Dapat mengganggu produksi ASI
-Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
B.  Kontraindkasi dan Tempat Pelayanan
1.   Kondom
Kontraindikasi :
a.    Alergi terhadap karet.
b.   Tempat pelayanan : Rumah sakit, Klinik KB, Puskesmas, Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK), Pos Alat Keluarga Berencana Desa (PAKBD), dan Pembantu Petugas Keluarga Berencana Desa (PPKBD), Apotik, Dokter, Bidan swasta.
2.   Tubektomi (MOW)
Kontraindikasi :
a.    Penyakit jantung,
b.   Penyakit paru-paru,
c.    Turunnya rongga dada (hernia diagfragmatika),
d.   Turunnya tali pusar (hernia umbilikalis),
e.    Radang akut selaput perut (peritonitis akut).
f.     Tempat pelayanan : Rumah sakit, PKM atau KKB yg memiliki tenaga terlatih utk melakukan Tubektomi.
2.   Vasektomi (MOP)
Kontraindikasi :
a.    Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan,
b.   Peradangan pada alat kelamin pria,
c.    Penyakit kencing manis,
d.   Kelainan mekanisme pembekuan darah.
e.    Tempat pelayanan : Rumah sakit, Puskesmas, Klinik KB yang mempunyai tenaga terlatih untuk melakukan Vasektomi.
3.   Pil KB
Kontraindikasi :
a.    Tidak dianjurkan bagi yang mempunyai penyakit, seperti lever hati, tumor, jantung, varises, dan darah tinggi,
b.   Menyusui, kecuali pil mini,
c.    Pendarahan di vagina yang tidak  diketahui penyebabnya,
d.   Sakit kepala sebelah (migrain).
e.    Tempat pelayanan : Pos Alat Keluarga Berencana Desa (PAKBD), Pembantu Petugas Keluarga Berencana Desa (PPKBD), Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK), Rumah sakit, klinik KB, Apotik, Dokter, bidan swasta.
4.   Suntikan
Kontraindikasi :
a.    Ibu hamil,
b.   Pendarahan di vagina yang tidak tahu sebabnya,
c.    Tumor,
d.   Penyakit jantung, lever (hati), darah tinggi, dan kencing manis,
e.    Sedang menyusui bayi < 6 minggu.
f.     Tempat pelayanan : Rumah sakit, Klinik, dan Puskesmas, Dokter dan Bidan swasta.
5.   Susuk KB/Implan
Kontraindikasi :
a.    Hamil atau diduga hamil,
b.   Pendarahan di vagina yang tidak tahu penyebabnya,
c.    Penyakit jantung, varises, kencing manis, darah tinggi, dan kanker.
d.   Tempat pelayanan : Rumah sakit, Klinik, dan Puskesmas, Dokter dan Bidan swasta.
6.   Spiral/IUD/AKDR
Kontraindikasi :
a.    Kehamilan,
b.   Gangguan pendarahan,
c.    Peradangan alat kelamin,
d.   Tumor jinak Rahim,
e.    Radang Panggul.
f.     Tempat pelayanan : Rumah sakit, Klinik KB, Puskesmas, Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK, Dokter dan Bidan swasta).
C.   Dampak Eektivitasnya
1.   Kondom
Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan sangat tinggi. Namun, karena cara penggunaan yang salah, fungsi kondom pun bisa jadi tidak efektif dan tetap berisiko menyebabkan kehamilan. Dapat menyebabkan: Alergi terhadap lateks (bahan pembuat karet kondom), Dermatitis dan Kebocoran pada kondom.
2.   Pil
Pil KB sangat efektif, terutama jika dikonsumsi secara konsisten dan mengikuti arahan dokter, setiap hari di waktu yang sama. Dapat menyebabkan: Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular, Peningkatan berat badan, Dapat mengganggu produksi ASI dan Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
3.   Suntik KB
Kemungkinan kehamilan yang terjadi pada pengguna KB suntik 3 bulan hanya 0,3 per 100 wanita. Dapat menyebabkan: Timbulnya perdarahan yang tidak normal, Dapat membuat perubahan mood dan Dapat menyebabkan pusing dan payudara lebih terasa sensitif atau nyeri.
4.   IUD/Spiral
Sebagai kontrasepsi jangka panjang, IUD (intrauterine device) memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan kontrasepsi oral. Dapat menyebabkan: Posisi IUD dapat bergeser dan Tidak nyaman bagi wanita, terkadan juga bagi pria saat berhubungan karena ada benang sisa IUD dan Dapat timbul efek samping seperti kram dan perdarahan saat menstruasi yang lebih banyak.
5.   Implan
Untuk dapat bekerja dengan baik, implan harus berada dalam posisi yang benar serta harus diganti jika sudah habis waktunya. Kejadian kebobolan tersebut biasanya terjadi jika Anda menggunakan KB susuk implan selama 3 tahun dan tidak segera dilepas atau diganti dengan impan yang baru. Dapat menyebabkan: Haid menjadi tidak teratur, atau tidak haid sama sekali, Darah haid menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih sedikit dan Flek/bercak darah yang keluar saat sedang tidak haid.
6.   Spermisida
Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom). Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya. Dapat menyebabkan: Pemakaian spermisida membutuhkan waktu dan Tidak melindungi dari penyakit menular seksual
7.   Diafragma
Efektifitas tidak terlalu tinggi, Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar. Dapat menyebabkan : Diafragma yang terlalu besar bisa membuat rasa yang tidak nyaman, sedangkan yang terlalu kecil bisa berisiko lepas atau pindah posisi dan dapat menimbulkan iritasi.
7.   Vasektomi
Efektivitas vasektomi untuk mencegah kehamilan tergolong tinggi yaitu mendekati 100 persen. Dari 10.000 prosedur vasektomi, hanya 15 - 20 wanita dari pasangan pria yang menjalani vasektomi yang akan mengalami kehamilan. Namun harus diingat, vasektomi tidak efektif dengan segera. Air mani pria sesaat setelah vasektomi masih mengandung sperma. Jika ingin menghindari kehamilan, gunakan alat kontrasepsi lain selama beberapa waktu. Dapat menyebabkan : Biaya relatif lebih mahal dibanding metode lain, Risiko komplikasi tindakan berupa perdarahan atau infeksi dan Tidak menurunkan risiko penularan penyakit kelamin.
8.   Tubektomi
Menurut hasil penelitian lain menyebutkan bahwa kontrasepsi tubektomi merupakan kontrasepsi mantap yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan, kontrasepsi jenis ini memiliki efektivitas sekitar 99,4-99,8% per 100 wanita. Dapat menyebabkan : Semakin muda usia seorang wanita melakukan tubektomi, maka semakin tinggi kemungkinan gagal dan Tidak dapat melindungi dari penyakit menular seksual, sehingga masih diperlukan alat kontrasepsi lain seperti kondom.
9.    Sistem kalender
Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Dapat menyebabkan: Sulit menentukan waktu yang tepat dari ovulasi dan Tidak mengetahui secara pasti masa subur

Posting Komentar

0 Komentar