Makalah
Dasar-Dasar Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan
“ORGANIZING”
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah memberi kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas
makalah Dasar-Dasar Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Masyarakat dengan judul
“Organizing” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing kita
dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi
oleh allah SWT.
Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Bapak Muh. Riizki Ashari,
S.KM., M.Kes sebagai dosen mata kuliah Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Masyarakat yang telah membimbing kami, dan ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai
salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami
telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat
sederhana ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan
nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah
ni dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin
Palu, 20 Novenber 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................
iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.....................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................
2
C.
Tujuan...................................................................................................
2
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Organisasi..........................................................................
4
B.
Tujuan Organisasi.................................................................................
5
C.
Pengertian Pengorganisasian...............................................................
6
D.
Pengorganisasian Sebagai Suatu Wadah.............................................
7
E.
Prinsip
Pokok Organisasi......................................................................
8
F.
Ciri-ciri
organisasi................................................................................
11
G.
Macam Organisasi...............................................................................
12
H.
Pengorganisasian
Sebagai Suatu Proses..............................................
15
I.
Organisasi Matrik.................................................................................
16
J.
Pengorganisasian Kegiatan
Kemasyrakatan........................................
17
K.
Pengembangan
Organisasi..................................................................
23
L.
Hubungan Antara Organisasi dengan Administrasi
dan Manajemen. 28
M.
Penyusunan Staf...................................................................................
28
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan...........................................................................................
36
B.
Saran.....................................................................................................
37
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari berbagai fungsi administrasi yang
dikenal, yang terpenting diantanya adalah fungsi perencanaan (planning). Mudah dipahami karena
berbagai fungsi administrasi lainnya baru berperan apabila fungsi perencanaan
telah selesai dilaksanakan. Lebih dari pada itu sebenarnya pelaksanaan berbagai
fungsi administrasi lainnya hanya akan berjalan sempurna apabila dapat selalu
berpedoman pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Apabila perencanaan telah selesai
dirancanakan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan ialah melaksanakan fungsi
pengorganisasian (organizing). Jika
ditinjau dari sudut administrasi, peranan fungsi pengorganisasian telah
berhasil dilaksanakan maka berarti berbagai hal yang tercantum dalam suatu
rencana (plang), telah mendapatkan
pengaturan, sehingga siap untuk dilaksanakan. Hal-hal yang memerlukan peraturan
dalam suatu rencana banyak macamnya. Secara umum disebutkan, makin kompleks
rencana yang dimiliki, makin komleks pula hal-hal yang memerlukan pengaturan
tersebut.
Organisasi pada intinya adalah interaksi-interaksi
orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Organisasi
berarti berarti kerja bersama. Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai
wadah. Pengorganisasian adalah pengelompokkan berbagai kegiatan yang diperlukan
untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan.
Mengingat pentingnya fungsi pengorganisasian,
maka telah merupakan kewajiban bagi semua pihak yang bergerak dalam
administrasi kesehatan untuk memiliki pemahaman yang lengkap tentang fungsi
pengorganisasian. Perlunya pemahaman tersebut makin bertambah penting jika
kebetulan bermaksud menyelenggarakan program kesehatan masyarakat. Mudah
dipahami karena pekerjaan pengorganisasian pada program kesehatan masyarakat,
menyangkut bidang yang amat luas. Pengorganisaisan yang harus dilakukan tidak
hanya terbatas pada hal-hal yang tercantum dalam rencana saja, tetapi juga
hal-hal yang terdapat dalam masyarakat secara keseluruhan.
Sekalipun yang terpenting pada terpenting pada
pengorganisasian adalah proses, namun untuk dapat melakukan pekerjaan
pengorganisasian dengan baik, perlu dipahami terlebih dahulu hasil dari
pekerjaan pengorganisasian, yakni yang dikenal dengan nama wadah atau
organisasi tersebut.
Dari uraian yang seperti ini jelaslah untuk
mencapai suatu tujuan bersama dan untuk melaksanakan program kesehatan di
butuhkan sebuah wadah atau organisasi yang dimana di dalamnya terdapat sistem
administrasi dan manajemen yang mengatur semua proses kegiatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa itu organizing
(pengorganisasian)?
2.
Bagaimana pengorganisasian sebagai suatu
wadah?
3.
Apa saja yang termasuk ke dalam prinsip pokok
organisasi?
4.
Apa saja ciri-ciri dari suatu organisasi
5.
Apa saja macam-macam organisasi?
6.
Bagaimana pengorganisasian sebagai suatu
proses?
7.
Bagaimana proses pengembangan suatu organisasi?
8.
Bagaimana hubungan antara organisasi dengan
administrasi dan manajemen?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam
pembentukan makalah organization
(pengorganisasian) adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui apa itu orgazation
(pengorganisasian).
2.
Untuk mengetahui pengorganisasian sebagai
suatu wadah.
3.
Untuk mengetahui prinsip pokok yang diterapkan dalam suatu
organisasi.
4.
Untuk mengetahui ciri-ciri dari suatu
organisasi.
5.
Untuk mengetahui macam-macam organisasi.
6.
Untuk mengetahui pengorganisasian sebagai
suatu proses.
7.
Untuk mengatahui proses pengembangan suatu
organisasi.
8.
Untuk mengetahui hubungan antara organisasi
dengan administrasi dan manajemen?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Istilah organisasi berasal dari kata “organon” dalam bahasa yunani berarti
alat. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), saran-prasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
bersama.
Menurut para ahli, terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut:
1.
Stoner: mengatakan
bahwa organisasi adalah suatau pola hubungan- hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
2.
James D. Mooney: mengemukakan
bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
3.
Chesteer I.
Bernard:
berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
4.
Stephen P.
Robbins:
menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entiti) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atas sekelompok tujuan.
Pengertian organisasi tersebut pada dasarnya
tidak ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi
merupakan sarana untuk melakukan kerja sama antara orang-orang dalam rangka
mencapai tujuan bersama dengan mendayagunakan sumberdaya yang di miliki.
Organisasi pada intinya adalah
interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang
sama. Organisasi berarti berarti kerja bersama. Organisasi tidak diartikan
semata-mata sebagai wadah. Pengertian organisasi itu ada dua, yaitu pertama, organisasi sebagai wadah atau
tempat, dan kedua pengertian
organisasi sebagai proses yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang
sama, tujuan yang sama, dan juga dengan cara-cara yang sama.
B. Tujuan Organisasi
Organisasi yang menerapkan
fungsi-fungsi manajemen dengan baik, di yakini dapat terbentuk untuk mencapai tujuan
organisasi. Bila tujuan organisasi terwujud, maka tujuan-tujuan lainnya juga
bisa diwujudkan yaitu tujuan masyarakat dan tujuan individu. Uraian mengenai
tujuan-tujuan tersebut, sebagi berikut:
1.
Tujuan organisasi bisa bermacam-macam tergantung
jenis dan kegiatan dari organisasi itu sendiri seperti menghasilkan keuntungan
pokok di terima masyarakat dan citra nama baik terjadi di masyarakat iklim
organisasi stabil, dapat mempertahankan ekosistem, keberadaannya.
2.
Tujuan masyarakat seperti terpuaskan dengan
penggunaan produk dari organisasi, mendapatkan manfaat dari kehidupan
organisasi contohnya terbukanya lapangan pekerjaan pemerintah dapat pemasukan
dan pajak orgaaisasi, perekonomian dapat
bergerak contohnya banyaknya pedagang yang berjualan di sekitar
lingkungan organisasi (pabrik, kantor, sekolah dll). Tukang ojek dan mobil ngkutan
mendapatkan potensi pasar baru. Masyarakat menerima kebaikan organisasi dengan
adanya program CDR.
3.
Tujuan indiviu, dapat tercapai dengan tergantung motifasi
dan atas kerja masing-masing individu. Para individu mengharapkan kejelasan
status sebagai pegawai tetap, gaji yang representatif dan setimpal dengan
tanggung jawab dan resiko kerja. Mendapatkan pengakuan atas tercapainya kerja.
Tujuan organisasi menurut salah satu pakar ahli yaitu
Simon bahwa pada tugas guna mewujudkan sasaran organisasi tersebut berada pada
masing-masing orang yang ada pada tingkat paling bawah di struktur organisasi.
Demikian juga bagi seseorang yang paling bawah di struktur organisasi tersebut
tidak boleh diabaikan, hal ini karena mereka merupakan anggota level bawah yang
dapat menentukan tentang keberlangsungan hidup serta untuk tercapainya tujuan
organisasi. Tujuan organisasi mempunyai pengaruh dalam mengembangkan organisasi
baik itu untuk perekrutan anggota, serta pencapaian apa yang ingin dicapai
dalam berjalannya organisasi.2
C. Pengertian Pengorganisasian
Berikut
ini adalah beberapa pengertian pengorganisasian antara lain:
1.
Pengorganisasian adalah pengelompokkan
berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan.
2.
Pengorganisasian adalah pengaturan sejumlah
personil yang dimiliki untuk memungkinkan tercapainya suatu tujuan yang telah
disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung
jawabnya.
3.
Pengorganisasian adalah pengkoordinisasian
secara rasional berbagai kegiatan dari sejumlah orang tertentu untuk mencapai
tujuan bersama, melalui pengaturan pembagian kerja dan fungsi menurut
penjenjangannya secara bertanggung jawab.
Di
dalam pengertian pengorganisasian terdapat beberapa unsur pokok yang perlu
dipahami. Unsur-unsur pokok yang dimaksud jika disederhanakan dapat dibedakan atas
tiga macam yaitu:
1. Hal yang diorganisasikan
a. Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan yang dimaksudkan di
sini ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada dalam rencana sedemikian rupa
sehingga terbentuk saru kesatuan yang terpadu, yang secara keseluruhan
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana
Pengorganisasian tenaga pelaksana yang
dimaksudkan di sini mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia
serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga
stiap kegiatan ada penanngung jawabnya.
2. Proses pengorganisasian
Karena di dalam pengertian
pengorganisasian terkandung kegiatan pengaturan maka pekerjaan pengorganisasian
pada dasarnya merupakan suatu proses (process).
Proses yang dimaksudkan di sini adalah yang menyakut pelaksanaan
langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan
yang akan dilaksankan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan
pengaturan yang sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
tersebut memiliki penanggung jawab pelaksanaannya.
3. Hasil Pengorganisasian
Hasil dari pekerjaan perorganisasian
adalah terbentuklah suatu wadah (entity, yang pada dasarnya merupakan perpaduan
antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut. wadah yang terbentuk ini dikenal dengan
nama organisasi (organizaton).
Tergantung dari rencana yang dimiliki, maka yang hal yang diorganisasikan serta
hasil dari pekerjaan perngorganisasian sangat bervariasi. Tetapi tidak demikian
halnya dengan proses karena program apapun yang dihadapi, proses yang ditempuh
pada pengorganisasian tetap sama. Dari uraian ini menjadi jelas, jika
membicarakan unsur-unsur pengorganisasian, yang terpenting adalah unsur proses
pengorganisasian. Apabila proses pengorganisasian tersebut dapat dipahami
dengan baik, dapatlah diharapkan terlaksananya pekerjaan pengorganisasian
dengan baik.
D. Pengorganisasian Sebagai Suatu Wadah
Sekalipun yang terpenting dalam
pengorganisasain adalah proses, namun untuk dapat melakukan pekerjaan
pengorganisasian dengan baik, perlu dipahami terlebih dahulu hasil dari pekerjaan
pengorganisasian yakni yang di kenal dengan nama wadah atu organisasi tersebut.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah:
1.
Organisasi adalah persekutan dua orang atau
lebih yang bersepakat untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang dimiliki.
2.
Organisasi adalah suatu sistem yang mengatur
kerjasama antara dua orng atau lebih, sedemikian rupa sehingga segala sesuatu
dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai suatu persekutuan dan ataupun
sistem tidaklah sulit dipahami bahwa di dalam organisasi terdapat berbagai
bagian, komponen atau subsistem yang satu sama lain saling berhubungan dan
mempengaruhi. Pengaturan yang seperti ini melahirkan konsep struktur organisasi
yakni yang menunjuk pada bagian atau pola hubungan antara satu satuan
organisasi dengan satu satuan organisasi lainnya.
Jika diketahui bahwa sifat yang
dimiliki oleh setiap fungsi dan wewenang pada dasarnya adalah dinamis, maka
sering disebutkan bahwa sifat dasar dari suatu organisasi adalah juga dinamis.
Karena adanya sifat yang dinamis ini, suatu organisasi akan mendapat nilai yang
baik apabila organsasi tersebut dapat selalu menyesuaiakan diri dengan
perkembangan lingkungan. Dengan kata lain, konsep sistem dala organisasi,
bukanlah sistem yang tertutup melainkan sistem yang terbuka (open system).
Pada organisasi setiap satuan
organisasi memiliki fungsi dan wewenang masing-masing sedangkan pada organisme,
fungsi dan wewenang tersebut hanya dimiliki oleh seluruh organisme secara
keseluruhan.
E.
Prinsip Pokok Organisasi
Untuk dapat melakukan pekerjaan
pengorganisasian dengan baik perlu dipahami berbagai prinsip pokok yang
terdapat dalam organisasi. Prinsip pokok yang dimaksud banyak macamnya.
Beberapa diantaranya yang terpenting ialah :
1.
Mempunyai pendukung
Pendukung (Follower,
member) yang dimaksud disini
adalah setiap orang yang bersepakat
untuk membentuk organisasi. Tentu mudah dipahami bahwa untuk suatu organisasi
yang bersifat badan usaha, pendukung yang dimaksud disini termasuk juga semua karyawan
yang bekerja pada perusahaan tersebut.
Ambil contoh untuk suatu rumah sakit misalnya,
pendukung tersebut ialah dokter, paramedis serta tenaga nonmedis lainnya yang
terdaftar sebagai karyawan rumah sakit. Semua karyawan ini memang telah
sama-sma sepakata yakni (dengan ditanda tanganinya surat perjanjisn) untuk
bersekutu dalam suatu wadah yang disebut rumah sakit. Jika ditinjau dari
pendukung ini maka secara umum disebutkan, makin besar jumlah serta makin
tinggi kualitas pendukung, maka makin kuatlah organisasi tersebut.
2.
Mempunyai tujuan
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik
yang bersifat umum (goal) ataupun yang bersifat khusus (objectives). Pada dasarnya tujuan yang dimaksudkan disini adalah
sesuatu yang mengikat para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu dalam
organisasi. Secara umum disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan
para pendukung, maka makin kokohlah ikatan persekutuan antar para pendukung.
Agar organisasi dapat berfungsi sebagaimna yang diharapkan maka tujuan
organisasi ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
3.
Mempunyai kegiatan
Agar tujuan organisasi dapat dicapai,
diperlukan adanya berbagai kegiatan (activities).
Suatu organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan
yang jelas dan terarah. Secara umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi
melaksanakan kegiatannya, maka makin baik pulalah organisasi tersebut. sma
halnya dengan tujuan, maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang
berada dalam organisasi.
4.
Mempunyai pembagian
tugas
Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi pada
dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh para pendukungorganisasi. Agar
kegiatan tersebut dapat dilaksnakan dengan baik, perlu diatur pembagian tugas
antar para pendukung (jobs description).
Secara umum disebutkan, suatu organisasi dinalai sebagai suatu organisasi yang
baik, apabila setiap tuga syang ada dalam organisasi tersebut dapat dibagi
habis anatara para pendukung, umtuk selanjutnya setiap pendukung tersebut
mengetahui serta dapat melaksanak setiap tugas dan tanggung jawab
masing-masing. Prinsip pembagian tugas ini dalam organisasi dikenal dengan nama
“prinsip bagi habis tugas”.
5.
Mempunyai perangkat
organisasi
Agar tugas-tugas yang dipercayakan pada
pendukung dapt terlaksana, diperlukan
adanya perangkat organisasi (dapartments,
sub ordinates). Satuan organisasi
banyak macamnya. Yang jika ditinjau menurut tugas, tanggung jawab serta
wewenang yang dimiliki dapat dibedakan atas beberapa macama. Mulai dari yang
bersifat pengarahdan penentu kebijakan smapai dengan yang bersifat pelaksan
kegiatan. Tentu mudah dipahami setiap satuan organisasi ini harus memiliki
fungsi dan wewenangnya yang jelas. Prinsip yang memiliki fungsi yang seperti
ini dalam organisasi dikenal dengan nama “ prinsip fungsionalisasi”.
6.
Mempunyai pembagian
dan pendelegasian wewenang
Karena peranan yang dimiliki setiap satuan
organisasi tidak sama, perlu diatur pembagian dan pendelegasian wewenang (delegation of authbority) untuk setiap
satuan organisasi. Secara umum
disebutkan, wewenang setiap organisasi pimpinan seyogiyannya hanya bersifat
memutuskan hal-hal yang bersifat penting saja. Sedangkan wewenang pengambilan
keputusan yang rutin harus didelegasikan kepada satuan organisasi yang lebih
bawah. Prinsip pendelegasian wewennag yang seperti ini dikenal dengan nama
“prinsip pengecualian”.
Perlu diingat bahwa wewennag yang yang
ditetapkan harus sesuai dengan tanggung jawab yang dimiliki. Jika wewenang
lebih besar dari tanggung jawab maka dapat muncul penyalahgunaan. Sebaliknya jika
tanggung jawab lebih besar dari wewennag, menyebabkan keputusan yang diambil
sering tidak mantap. Selanjutnya dalam, menetapkan wewennagn ini perlu pula
dipertimbangkan keterbatasan kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh setiap
orang yang ada dalam stuan organisasi. Jika kemampuan dan potensinya tidak
memadai, menyebabkan pemberian wewenang yang terlalu besar akan dapat
menggagalkan kegiatan organisasi.
Bertitik tolak dari adanya keterbatasan yang
seperti ini, maka suatu organisasi yang baik harus menetapkan rentang
pengawasan (span of control) suatu
satuan organisasi. Untuk tingkat pimpinan rentang pengawasan ini paling banyak
untuk 4 satua organisasi saja, sedangkan untuk tingkat pelaksan 8-12.
7.
Mempunyai kesinambungan
kegiatan, kesatuan perintah dan arah
Agar
tujuan yang diterapkan dapat tercapai, kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi harus bersifat kontinu (continue),
fleksibel serta sederhana. Selanjutnay untuk menjamin kegiatan yang dilaksanakn
oleh setiap perangkat organisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan yakni
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada prinsip kesatuan
perintah (unity of command) serta kesatuan arah (unity of direction) yang kemampuannya harus dapat membentuksatu
hubungan mata rantai yang tak terputus (chain
of command). Sebab, apabila tidak demikian halnya, akan menyebabkan tujuan
organisasi akan sulit dicapai.
Perintah dan pengarahan ini pada dasarnya
menunjuk pada wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki. Wewenang dan tanggung
jawab tersebut harus jelas untuk setiap satuan organisasi yakni mulai dari
tingkat pimpinan sampai dengan tingkat pelaksana, membentuk suatu gambaran
paramida. Prinsip kejelasan wewenang dan tanggung jawab yang di susun secara
bertingkat ini dikenal dengan nama “scalar
principle”.
F.
Ciri-ciri
organisasi
Berikut ini
merupakan ciri-ciri dari organisasi antara lain sebagai berikut:
1. Mendefinisikan dirinya sebagai system
2. Mempunyai system pengindraan yang kuat untuk
menerima informasi terbaru
3. Menggunakan manajemen tim sebagai mode yang
dominan
4. Menggunakan pelayanan konsumen
5. Manajemen digerakan oleh informasi
6. Mempertahankan komunikasi yang relative
terbuka diseluruh system
7. Para manajer dan tim kerja dinilai dari
kinerja dan kemajuan yang dihasilkan
8. Toleransi yang tinggi dalam hal-hal yang
berbeda tetapi menghargai inovasi dan kreativitas
9. Memberi perhatian pada pekerjaan yang efisien
G. Macam Organisasi
Jika ditinjau dari pembagian dan
pelaksaan fungsi serta wewenang yang dimiliki oleh satuan organisasi, maka
organisasi secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1. Organisasi Lini
Disebut sebagai organisasi lini (line/commad organization) jika dalam
pembagian tugas serta wewenang terdapat perbedaan yang nyata anatara satuan
organisasi pimpinan dengan satuan organisasi pelaksana. Pada organisasi lini
peranan pemimpin sangat dominan, segala kendali berada di tangan pemimpin,
serta dalam melaksanakan kegiatan, yang diutamakan ialah wewenang dan perintah.
Bentuk organisasi lini adalah yang tertua di dunia yang lazimnya efektif pada
organisasi kecil, jumlah karyawan sedikit, perangkat organisasi terbatas
kegiatan dan tujuan organisasi sederhana serta pimpinan organisasi sekaligus
adalah pemilik organisasi.
Keuntungan dari organisasi ini adalah
pengambilan keputusan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta
pengawasan dan koordinasi lebih mudah. Sedangkan kerugiannya ialah karena keputusan
diambil oleh satu orang maka keputusan tersebut sering kurang sempurna serta
dibuuhkan pemimpin yang berwibawa dan berpengetahuan luas, yang tidak mudah
ditemukan.
Lebih lanjut, karena unsur organisasi lini
yang dipentingkan ialah pelaksanaan perintah, maka unsur manusiawi sering
terabaikan. Pada unsur
tersebut amat penting dalam menciptakan
suasana kerja yang menggairahkan. Dalam badan organisasi pelaksanaan wewenang
secara lini ini sering digambarkan dalam bentuk garis penuh.
2. Organisasi Staf
Sering disebut organisasi staf (staff organization) jika dalam
organisasi dikembangkan suatu organisasi staf yang berperan sebagai pembantu
pimpinan. Pada umunya orang-orang yang duduk dalam suatu organisasi staf ini
ialah mereka yang ahli dan berasal dari berbagai spesialisasi sesuai dengan
kebutuhan. Bentuk organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari
organisasi lini. Sebagai akibat makin kompleksnya masalah-masalah organisasi,
pimpinan telah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya. Dalam keadaan yang
seperti ini pimpnan tersebut membutuhkan bantuan, yakni dari mereka yang duduk
dalam suatu organisasi staf. Patut dipahami bahwa bantuan yang diberikan oleh
staf tersebut, hanya bersifat nasihat saja, sedangkan keputusan dan pelaksanaan
dari keputusan tersebut tetap berada ditangan pimpinan.
Keuntungan dari organisasi staf ialah
keputusan dapat lebih baik, karena telah dipikirkan oleh sekolompok kalangan
ahli. Sedangkan kerugiannya ialah pengambilan keputusan lebih lama dari pada
organisasi lini dan karena itu dapat menghambat kelancran program. Dalam bagan
organisasi pelaksanaan wewenang secara staf ini sering digambarkan dalam bentuk
garis putus-putus.
3. Organisasi Lini dan Staf
Disebut
sebagai organisasi lini dan staf (line
and staff organization) jika dalam organisasi disamping tetap ditemukan
satuan organisasi pimpinan juga dikembangkan suatu organisasi staf. Pada bentuk
organisasi ini peranan staf tidak hanya terbatas pada pemberian nasihat tetapi
juga diberikan tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu. Pada dasarnya
bentuk organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi staf.
Sebagai akibat making kompleksnya suatu organisasi maka bantuan yang diharapkan
dari staf tidak hanya berupa pemikiran saja tetapi juga telah menyangkut
pelaksanaanya.
Keuntungan
dari organisasi lini dan staf ialah keputusan yang diambil lebih baik karena
telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang dan
karena itu dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting.
Pengembangan bakat dapat dilakukan sehingga mendorong disiplin dan tanggung
jawab yang kerja yang tinggi. Sedangkan kelemahannya ialah pengambilan
keputusan lebih lama serta jika staf tidak mengetahui batas-batas wewenangnya
dapat menimbulkan kebingungan pelaksanaan. Dalam bagan organisasi pelaksaan
wewenang secara lini dan staf ini yang pada dasarnya bersifat bantuan tersebut
sering digambarkan dalam bentuk titik-titik.
Berikut ini ada beberapa bentuk
peringkat organisasi yang dapat dibentuk yakni :
1. Panitia
Panitia ialah suatu perangkat
organisasi yang dibentuk secara khusus untuk melaksanakan suatu kegiatan
tertentu yang tidak dapat dilaksanakan oleh satuan organisasi yang telah ada.
Sifat kepanitiaan umumnya sementara yang akan dibubarkan jika kegiatan telah
dilaksanakan. Apabila kegiatan tertentu tersebut bersifat mendesak, maka
panitia tersebut sering dinamakan satuan tugas.
2. Komisi
Komisi ialah suatu perangkat
organisasi yang dibentuk secara khusus yang tugas utamanya ialah menyusun
saran-saran dan saran-saran tersebut tidak mungkin disusun oleh satuan
organisasi yang telah ada. Sama halnya dengan panitia, komisis ini juga
bersifat sementara. Komisis akan dibubarkan jika tgas telah selesai
dilaksanakan.
3. Komite
Komite ialah suatu perangkat
organisasi yang dibentuk secara khusus yang tugas utamanya ialah melakukan
suatu pemeriksaan dan pemeriksaan tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh satuan
organisasi yang telah ada. Sifat komite juga sementara yang akan dibubarkan
jika tugas pemeriksaan telah selesai dilakukan.
4. Tim
Tim ialah suatu perangkat organisasi
yang dibentuk secara khusus yang tugas utamanya ialah melakukan penyelidikan
dan tuga penyidikan ini tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah
ada. Sifat tim juga sementara.
H.
Pengorganisasian Sebagai Suatu Proses
Proses yang dimaksud terdiri dari beragai
langka yang jika disederhanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Memahami tujuan
Langkah pertama yang harus dilakukan pada
pengerjaan pengorganisasian ialah memahami tujuan yang ingin dicapai dari
didirikannya organisasi tersebut.
2.
Memahami kegiatan
Langkah kedua yang harus dilakukan ialah
memahami berbagai kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
3.
Mengelompokkan kegiatan
Dalam melakukan pengelompokkan kegiatan ini ada beberapa prinsip pokok yang harus
ditempuh yakni:
a.
Jenis kegiatan
Jenis kegiatan yang dikelompokkan harus sama
dalam arti tidak bertentangan satu denga yang lainnya.
b.
Jumlah kegiatan
Jumlah kegiatan yang dikelompokkan jangan
terlalu sedikit karenatidak efisien serta kemungkinan tergabungnya kegiatan
yang sebenarnya berbeda sehingga dapat menyulitkan organisasi.
4.
Mengubah sekelompok kegiatan kedalam bentuk
jabatan
Untuk
ini dilakukan bebrapa kegiatan sebagai berikut:
a.
Analisi tugas
Tujuannya
ialah untuk memperjelas tugas setiap kelompok kegiatan.
b.
Uraian tugas
Tujuannya
ialah lebih menjelaskan tugas yang telah disusun.
c.
Penilaian tugas
Tujuannya ialah mengkaji ulang setiap tugas
yang telah diperinci tersebut apakah ada yang berlebihan dan atupun yang masih
kurang.
5.
Melakukan pengelompokan jabatan
Jabatan yang dihasilkan dari pekerjaan
klasifikasi dapat terlalu berlebihan dan beraneka ragam. Mudah dipahami bahwa
keadaan yang seperti ini tidak akan menguntungkan. Untuk itu sebagai langkah
selanjutnya dilakukan pengelo mpokkan
jabatan (Position Grouping).
6.
Mengubah kelompok jabatan kedalm bentuk satuan
organisasi
Cara membentuk satuan organisasi banyak
macamnya. Beberapa diantaranya ialah:
a. Atas dasar kesamaan fungsi dari jabatan
b. Atas dasar kesamaan proses atau cara kerja
dari jabatan
c. Atas dasar kesamaan hasil (Produksi) dari
jabatan
d. Atas dasar kesamaan kelompok masyarakat yang
memnfaatkan
e. Atas dasar kesamaan lokasi jabatan
f. Kombinasi dari cara diatas
7.
Membentuk struktur organisasi
Apabila satuan organisasi telah berhasil
dirumuskan, lanjutkan dengan menyusun bebagai satuan organisasi tersebut dalam
bentuk bagan. Bagan seperti ini dikenal dengan nama strukur organisasi.
Pada waktu membentuk struktur organisasi,
perhatikanlah hirarkinya, pembagian tugas dan wewenang masing-masing serta
kemampuan pengawasan yang dimiliki (span
of control).
I. Organisasi Matrik
Organisasi matriks merupakan gabungan dari
organisasi fungsional dan organisasi proyek murni untuk menghidari kekurangan-kekurangan
yang ada dan merupakan jalan tengah dari
keduanya.
Organisasi matriks adalah organisasi
proyek murni yang melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk. Contohnya
perusahaan induk mempunyai dua proyek yang dikelola di bawah divisi televisi,
yaitu proyek A dan B. Kedua proyek ini bisa menggunakan sumber daya dari unit
fungsional yang sama dari divisi televisi. Dalam hal memilih organisasi proyek,
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Jika lebih dari 75 % pekerjaan melibatkan
proyek, maka organisasinya perlu mempertimbangkan organisasi proyek penuh. Jika
organisasi mempunyai produk dan proyek standar, maka organisasi matriks tampak
lebih sesuai. Jika organisasi memiliki sedikit proyek, organisasi yang tidak
begitu formal diperlukan. Satuan tugas temporer dapat dibentuk bila diperlukan
atau menggunakan outsourcing.
Dalam kehidupan sehari-hari, karena
satu dan lain hal, sering ditemukan kesulitan dalam membentuk suatu organisasi
baru, dan atau suatu satuan organisasi baru. Padahal organisasi dan atau satuan
organisasi baru tersebut amat dibutuhkan untuk dapat melaksanakan berbagai
program yang dimiliki. Untuk mengatasinya banyak jalan keluar yang dapat
ditempuh, seperti mialnya membentuk panitia, komite, komisi atau tim. Sebagaimana
telah dikemukan semua bentuk organisasi ini pada dasarnya hanya bersifat sementara.
Jalan keluar lain yang dapat ditempuh
ialah memanfaatkan konsep matrik. Dasar pembentukan satuan organisasi serta
matrik ialah memanfaatkan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh satuan-satuan
organisasi yang telah ada.
Berbagai kelebihan tersebut setelah
dikumpulkan, kemudian disusun dalam suatu satuan organisasi baru, untuk
selanjutnya diserahkan tugas melaksanakan program yang telah ditetapkan.
Pembentukan organisasi atau satuan organisasi secara matriks ini dikenal pula
dengan nama gret organization.
J. Pengorganisasian Kegiatan Kemasyrakatan
1) Perinsip Pokok
Sekalipun pada dasarnya pekerjaan
pengorganisasian untuk berbagai kegiatan adalah sama, yakni mengatur berbagai
kegiatan dan orang-orang yang berperan sehingga membentuk satuan kesatuan yang
secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Namun untuk pengorganisasian kegiatan kemasyrakatan, ada beberapa prinsip pokok
yang membedakannya. Perbedaan yang dimaksud pada dasarnya disebabkan karena
adanya kehendak untuk menimbulakan rasa memiliki terhadap kegiatan yang
diorganisasikan tersebut. Dengan demikian, cara pengorganisasian sebagaimana
yang lazim berlaku dalam suatu instansi, misalanya dalam surat keputusan atau
perintah atasan, tidaklah sesuai untuk pengorganisasian kegiatan
kemasyarakatan.
Sesuai dengan prinsip pokok bahwa setiap
program kemasyarakatan harus mengikuti prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat,
maka pelaksanaan pengorganisasian kegiatan kemasyrakat seyogiannya dilakukan
oleh masyarakat sendiri. Untuk itu rumusan dahulu kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan yang akan diorganisasikan tersebut. jika ditinjau dari sudut
administrasi, rumusan tentang kegiatan ini, sebenarnya tidak termasuk dalam
pekerjaan pengorganisasian (organizing). Melainkan dalam pekerjaan
perencanaa (planing). Namun untuk
keberhasilan pengorganisasian, tidak ada salahnya untuk dilaksanakan. Yakinlah
terlebih dahulu apakah kegiatan yang akan diorganisasikan tersebut benar-benar
telah sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Apabila tidak sesuai,
tentu mudah diperkirakan, sekalipun pengorganisasian berhasil dilakukan, tetapi
tujuan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut akan sulit dicapai.
Agar keseuaian ini dapat diwujudkan,
ada beberapa teknik perencanaan yang dapat digunakan. Diindonesia populer
dengan sebutan pendekatan edukatif, yang di bedakan menjadi enam langkah yakni
:
·
Melakukan
pendekatan internal
Sasaran pendekatan internal (internal
approach) adalah perangkat organisasi yang akan melaksanakan program
kemasyrakatan. Jika program tersebut dilaksanakan oleh PUSKESMAS. Maka
perangkat organisasi yang dimaksudkan adalah staf PUSKESMAS. Tetapi jika
dilaksanakn oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maka perangkat organisasi
yang di maksudkan adalah seluruh personalia LSM. Tujuan dari pendekatan
internal ialah untuk mempersiapkan perangkat yang akan melaksanakan program
sedemikian rupa sehingga dapat melaksanakan program kemasyarakatan program
dengan baik.
·
Melakukan pendekatan eksternal
Sasaran pendekatan eksternal adalah
pemuka masyarakat, formal ataupun informal, yang ada diwilayah, tempat
dilaksanakannya program kemasyarakatan. Contoh pemuka masyarakat formal ialah
camat, lurah dan dokter PUSKESMAS. Sedangkan contoh pemuka masyarakat informal
ialah tokoh agama, tokoh pendidikan dan tokoh adat istiadat. Tujuan dari
pendekatan eksternal ialah untuk mendapatkan dukungan, moriel/materiel.
·
Melakukan penelitian masyarakat mandiri
Penelitian kemasyarakatan mandiri
harus dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. Di indonesia penelitian ini di
kenal dengan nama survei mawas diri. Tujuannya ialah agar masyarakat mengenal
sendiri berbagai masalah yang dihadapinya.
· Melaksanakan musyawarah
masyarakat
Perumusan perioritas masalah dan jalan keluar harus
dilakukan oleh masyarakat sendiri. Lazimnya melalui suatu pertemuan
kemasyrakatan yang diindonesia dikenal dengan nama musyawarah masyarakat desa.
· Melaksanakan jalan
keluar yang telah di tetapkan
Kegiatan terakhir yang dilakukan ialah
melaksanakn jalan keluar yang telah di sepakati. Mengingat keberhasilan suatu
program pembangunan masyarakat sering membutuhkan kegiatan dan keterlibatan
yang terus menerus disamping dibutuhkan pula tersediannya dana, tenaga, dan sarana
yang cukup, dianjurkan melaksanakan program pembangunan masyrakat tersebut.
dimanfaatkan organisasi masyarakat yang telah ada. Pembentukan suatu organisasi
baru bukan sja menjadi tidak efektif, tetapi juga akan dapat membebani
masyarakat sendiri.
Jika karena satu dan lain hal, organisasi yang
telah ada dipandang tidak sesuai, jalan keluarnya juga bukan membentuk
organisasi yang baru. Melainkan berupaya menyempurnakan organisasi yang telah
ada tersebut. tentu saja penyempurnaan ini harus dilakukan bersama pengurus
dari organisasi yang dimaksud.
Dalam mengatur wewenang dan tanggung jawab
orang perorang dalam masyarakat disamping harus sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki harus pula sesuai dengan kedudukan dan peranan
masing-masing orang perorang tersebut di masyarakat.
Agar
program dapat terlaksana, setelah pengorganisasian kegiatan selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah
pengorganisasian orang per orang yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.
untuk organisasi formal seperti badan usaha misalnya, pengorganisasian orang
per orang ini, terutama pada waktu menetapkan batas-batas wewenang dan tanggung
jawab, pedoman yang dipakai antara lain pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki. Dengan memakai pedoman ini dapat diharapkan berlakunya prinsip the right man in the right plece.
Sayangnya untuk organisasi kemasyarakatan,
prinsip yang seperti ini tidak sepenuhnya dapat diterapkan. Sekalipun tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan khusu, tetapi karena yang terpenting
adalaha keterlibatan para pemuka masyrakat, harus dapat diupayakan
keikutserataan pemuka masyarakat tersebut. untuk pelaksaan sehari-hari, sering
dibentuk suatu tim pelaksana tim khusus, yang untuk program kesehatan, populer
dengan sebutan kader kesehatan. Para kader inilah, sebaiknya yang direstui oleh
pemuka masyarakat serta yang bersifat sukarela, yang kemudian akan dilatih
sesuai dengan macam pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan. Untuk
selanjutnya melalui para kader ini pula diterapkan pengaturan wewenang dan
tanggung jawab, sesuai dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki.
2)
Proses
Telah disebutkan bahwa hal yang
diorganisasikan pada pekerjaan pengorganisasian banyak macamnya, yang secara
sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam yakni pengorganisasian kegiatan dan
pengorganisasian orang per orang yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.
hasil dari pekerjaan pengorganisasian ialah terbentuknya organisasi (organization) yang juga banyak macamnya,
karena kesemuanya tergantung dari hal yang diorganisasikan tersebut.
Tidak demikian halnya dengan proses
pengorganisasian, karena betapa pun perbedaannya hal yang diorganisasikan dan
ataupun organisasi yang dihasilkan, proses yang ditempuh pada dasarnya adalah
sama. Dengan demikian dalam mempelajari masalah pengorganisasian yang perlu
dipahami bukan hal yang diorhanisasikan dan ataupun hasil dari pekerjaan
pengorganisasian, melainkan proses pengorganisasian.
Proses pengorganisasian masyarakat yakni
langkah-langkah yang harus di tempuh untuk melakukan pekerjaan
pengorganisasian, pada dasarnya sama dengan pengorganisasian pada umumnya.
Secara sederhana langka-langkah yang dimaksud dapat dibedakan menjadi 7 macam
yakni :
· Memahami
tujuan yang ingin dicapai
Langkah pertama yang dilakukan adalah memahami
tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Uraikanlah tujuan tersebut sehingga
jelas tolak ukurnya. Telah disebutkan seyogiyanya tujuan ini adalah tujuan yang
dirumuskan oleh masyarakat sendiri.
· Memahami kegiatan
yang akan dilakukan
Langkah kedua yang dilakukan adalah memahami
kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang dimaksud di sini adalah dalam rangka
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Uraikanlah kegiatan tersebut sehingga
jelas kegiatan pokok (mollar activities) dan kegiatan bukan pokok (moluculair activities). Sama halnya dengan tujuan, seyogiannya kegiatan ini
adalah ahsil rumusan masyarkat sendiri.
· Mengelompokkan
kegiatan yang akan dilakukan
Langkah ketiga yang dilakukan adalah melakukan
pengelompokan kegiatan yang akan dilakukan. Pengelompokan ini perlu dilakukan,
karena kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam rencana kerja sering tidak jelas
kaitannya satu dengan yang lain.
· Menetapkan
hirarki kelompok kegiatan yang akan dilakukan
Langkah keempat yang dilakukan adalah
menetapkan hirarki manajerial untuk setiap kelompok kegiatan. Hirarki
managerial ini lazimnya dibedakan atas tiga tingkat yakni top management, middle
management dan lowwer management. Perbedaan dari masing-masing tingkat ini
terletak pada keterampilan mangerial (managerial
skill)yang lebih dibutuhkan, hirarki
kegiatan termasuk dalam top management, tetapi jika keterampilan teknis (tehnical skill) yang lebih dibutuhkan termasuk dalam lower management.
· Membentuk struktur
organisasi
Langkah kelima yang dilakukan adalah membentuk
struktur organisasi yang sesuai dengan pengelompokan hirarki yang telah
terbentuk. Dalam menyusun struktur organisasi tersebut perhatikanlah tentang
pengawasan (Spam of control). Betapa
pun hebatnya seorang management tidak mungkin dapat mengawasi jumlah middle
management. Sebagai pedoman sering disebutkan rentang pengawasan tersebut
adalah 4 untuk tingkat top managementdan antara 8 sampai dengan 12 untuk middle
management.
· Menetapkan penanggungjawab
dari kelompok kegiatan
Langkah keenam yang dilakukan adalah
menetapkan penanggungjawab masing-masing kelompok kegiatan sesuai dengan
hirarki management serta struktur yang telah terbentuk. Pekerjaan yang
dilakukan sma dengan pengorganisasian prang per orang (staffing). Pengorganisasian orang per orang ini perlu dilengkapi
bukan saja dengan uraian tugas yang akan dilakukan (job discription) tetapi juga dengan wewenang (autbority) dan tanggung jawabmya (responsibility). Sama halnya dengan tujuan dan kegiatan, penetapan
penanggung jawab ini sebaiknya dilakukan oleh masyrakat sendiri.
· Melakukan penilaian
berkala untuk penyempurnaan
Langkah ketujuh yang dilakukan adalah
melakukan penilaian secara berkala untuk lebih menyempurnakan pengorganisasian
yang telah dibentuk. Penilaian secara berkala ini harus dilakukan oleh
masyrakat sendiri. Peranan penilaian berkala amat penting, karena memang salah
satu ciri dan pengorganisaisan hams dapat mengikuti berbagai perkembangan yang
terjadi. Tidak hanya yang berlangsung dilingkungan, tetapi juga di dalam
organisasi sendiri. Pekerjaan pengorganisasian tidaklah statis, melainkan
selalu dinamis.
K.
Pengembangan Organisasi
1.
Batasan
Batasan tentang pengembangan organisasi banyak
macamnya. Beberapa yang terpenting adalah:
a. Pengembangan organisasi adalah perubahan yang
terencana dari suatu organisasi termasuk sistemnya secara menyeluruh yang
diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas organisasi secara menyeluruh
(Massie).
b. Pengembangan organisasi adalah suatu
pendekatan yang sistematis, terpadu dan terencana untuk lebih meningkatkan
efektivitas suatu organisasi (Koontz et.al).
c. Pengembangan organisasi adalah suatu upaya yang didukung oleh pimpinan ntuk
mengingatkan efektivitas sistem (organisasi) secara keseluruhan melalui
serangkaian tindakan yang telah direncanakan (Scanlan et.al).
Dalam membahas
pengembangan organisasi ada tiga hal yang perlu dibedakan yakni perangkat yang
menyelenggarakan pengembangan organisasi, hasil pengembangan organisasi serta
proses pengembangan organisasi. Perangkat yang menyelenggarakan pengembangan organisasi
berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Pada beberapa
organisasi dilakukan oleh suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu. Pada
beberapa organisasi lainnya dipegang langsung oleh manajer atau pimpinan
organisasi.
Hasil pengembangan
organisasi yakni terbentuknya suatu organisasi baru yang lebih efektif, juga
berbea antara satu organisasi baru yang lebih efektif, juga berbeda antara satu
organisasi lainnya. Karena kesemuanya tergantung dari jenis organisai
masing-masing. Tidk demikian halnya dengan proses pengembangan organisasi,
yakni langkah-langkah yang harus ditempuh untuk dapat melakukan organisasi.
2.
Tujuan
Jika diperhatikan batasan pengembangan
organisasi, segera mudah dipahami tujuan utama pengembangan organisasi adalah
untuk lebih meningkatkan efektivitas organisai. Peningkatan efektivitas yang
dimaksudkan lazimnya ditujukan pada penyempurnaan struktur organisasi misalnya
menambah, mengurangi dan atau menggabungkan beberapa sub-ordinat. Diharapkan
dengan penambahan, pengurangan dan atau penggabungan tersebut, organisasi yang
semula kurang efektif dapat menjadi lebih efektif. Sedangkan penyempurnaan
proses misalnya pada mekanisme pengambilan keputusan, mekanisme informasi dan
ataupun pada mekanisme kerjasama. Kesemua mekanisme tersebut yang dianggap
kurang efektif kemudian lebih disempurnakan, sehingga bersifat lebih efektif.
3.
Faktor yang mempengaruhi
Secara
umum berbagai faktor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Faktor internal
Yang dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor
yang terdapat di dalam organisasi. Faktor yang dimaksud banyak macamnya
misalnya penambahan atau pengurangan karyawan, penambahan atau pengurangan
kegiatan, penambahan dan pengurangan tujuan. Ke dalam faktor internal ini
termasuk pula ketidakpuasan karyawan dan atau ketidakpuasan pemimpin.
b.
Faktor eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang terdapat di luar organisasi. Sama halnya dengan faktor
internal, faktor eksternal ini banyak macamnya. Misalnya karena adanya perubahan
kebijakan pemerintah, perubahan teknologi, atau perubahan masyarakat
lingkungan.
4.
Prinsip pokok
Pengembangan organisasi pada dasarnya adalah
perubahan organisasi (organizational
change). Pengembangan dan atau perubahan tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan organisasi
yang tidak terencana bukanlah pengembangan yang baik. Oleh karena itu
pengembangan organisasi harus diperhatikan beberapa hal, anatara lain:
a. Rencana perubahan sedapat mungkin didukung
oleh yang berwenang. Rencana pengembangan yang didukung oleh manajer dan atau
yang berasal dari manajer, akan lebih mudah dilaksanakan.
b. Rencanan perubahan yang diusahakan seyogyanya
dapat menjanjikan terpenuhinya kebutuhan setiap karyawan. Pengembangan
organisasi yang menguntungkan sebagian karyawan, akan lebih sulit dilaksanakan.
c. Upayakan untuk mengikutsertakan karyawan dalam mengambil keputusan tentang rencanan
perubahan.
5.
Proses
Organisasi apapun yang akan dikembangkan,
proses yang ditempuh adalah sama. Untuk ini ada beberapa pendapat yang
dikemukakan dari beberapa ahli yakni:
a.
Koonzt et al
Proses
pengembangan organisasi dibedakan menjadi enam tahap yakni:
1) Mengenal adanya masalah
2) Mendiagnosis organisasi
3) Umpan balik
4) Mengembangkan strategi perubahan
5) Melaksan intervensi perubahan
6) Melakukan pengukuran dan penelitian hasil
b.
Scanlon et al
Scanlan
membedakan proses pengembangan organisasi atas tiga tahap yakni:
1) Mengembangkan kebutuhan untuk perubahan
2) Melakukan perubahan
3) Generalisasi serta pemantapan perubahan
c.
French et al
French
membedakan proses pengembangan organisasi atas tiga tahap yakni:
1) Perencanaan
2) Intervensi
3) Penilaian
Ketiga pendapat diatas pada dasarnya berbeda.
Jika pendapat Koontz yang dianut dan kemudian dirinci setiap langkah yang
digariskannya, maka proses yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a.
Tahap mengenal adanya masalah
Pada tahap ini muncul kesadaran akan adanya
sesuatu yang tidak sempurna dalam organisasi.
b.
Tahap mendiagnosis organisasi
Pada tahap ini berupaya menemukan masalah dan
penyebab masalah yang ada dalam organisasi.
c.
Tahap umpan balik
Hasil pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
analisis data, harus diumpan balikkan (feed
back) kepada semua karyawan terutama
kepada mereka yang bertindak sebagai pemimpin.
d.
Tahap pengembangan organisasi
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
menyusun strategi perubahan yang akan dilakukan (development of change and strategy).
e.
Tahap intervensi
Setelah strategi berhasil disusun, dilanjutkan
dengan melaksanakan strategi yang telah disusun tersebut (intervention),
f.
Tahap pengukuran dan penelitian
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
mengukur dan menilai hasil yang dicapai (measurement
and evaluation). Apakah dengan struktur dan atau proses yang baru
tersebut telah terjadi peningkatan-peningkatan.
6.
Teknik
Secara
umum teknik yang digunakan dalam pengembangan organisasi yakni:
a.
Latihan sensitivitas
Pada teknik ini sekelompok orang dikumpulkan
bersama. Masing-masing individu diminta untk menilai dirinya sendiri. Tujuan
akhir yang ingin dicapai muncuknya kesadaran dari karyawan atau pimpinan untuk
menerima perubahan sesuai dengan yang diinginkan.
Agar teknik ini dapat mencapai sasaran
sebagaimana yang diinginkan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni:
1) Peserta yang dikumpulkan harus sukarela
2) Peserta yang sensitive tidak boleh ikut
3) Peserta diberitahu dulu tentang ujian dan
proses yang akan ditempuh
4) Harus tersedia pelatih yang menguasai teknik
ini
Sekalipun teknik
ini dapat mengubah perilaku seseorang namun tidak urung ditemukan pula beberapa
kekurangan. Kekurangan yang dimaksud antara lain:
1) Sulit dilakukan bila ada peserta ada ynag
tersinggung
2) Janji mengubah perilaku sering tidak
dilaksanakan
3) Situasi yang dihadapi tidak real
4) Sulit mencari pelatih yang menguasai teknik
dengan baik.
b.
Proses konsultasi eksternal
Pada teknik ini yang dikenal pula dengan nama
managerial gridt training dimintakan jasa konsultan, yang bertugas
melangsungkan diskusi secara terbuka dengan pimpinan perusahaan. Tujuan akhir
yang ingin dicapai adalah meningkatnya kesadaran dan pemahaman pimpinan
terhadap perubahan yang diinginkan.
c.
Umpan balik data
Pada teknik ini yang dikenal pula dengan nama
survey feedback, juga dimintakan jasa
konsultan. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data.
Hasil yang diperoleh diumpan balikkan melalui beberapa kali pertemuan, baik
kepada karyawan ataupun kepada pimpinan. Kekurangan dari teknik ini sering data
yang telah dikumpulkan tidak berarti, karena kurang berhasil mengungkapkan
keadaan yang sebenarnya.
L. Hubungan Antara Organisasi dengan Administrasi
dan Manajemen
1.
Dalam melaksanakan administrasi, seorang
administratur dibantu oleh orang-orang yang bekerja sama dalam menjalankan
tugas-tugas dan tugas-tugas tersebut haru diseleraskan dan dipadukan agar
mengarah pada tujuan yang ingin dicapai.
2.
Kerja sama orang-orang dalam mencapai tujuan,
perlu disusun dan diatur, dan untuk itu administrasi memerlukan organisasi.
3.
Karena dalam administrasi yang dihadapi adalah
orang-orang yang bekerjasama dengan akal dan perasaannya dengan menggunakan
alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang perlu digerakan menuju sasaran
yang akan dicapai, untuk itu diperlukan manajemen.
4.
Dari uraian diatas, maka administrasi modern
dapat diartikan secara luas yaitu meliputi organisasi dan manajemen.
M. Penyusunan Staf
1. Batasan
Apabila struktur organisasi telah
berhasil disusun, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun staf (staffing) yakni mengisi struktur
organisasi dengan orang per orang yang akan diserahkan tugas menyelenggarakan
kegiatan. Jika ditinjau dari berbagai sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu
organisasi, peranan staf adalah penting. Mudah dipahami karena tercapai atau
tidaknya tujuan organisasi, pada dasarnya ditentukan oleh staf, yakni manusia
dan atau orang yang akan melaksanakan kegiatan organisasi tersebut.
Karena pentingnya staf sebagi sumber
daya manusia tersebut, maka seorang yang dipercayakan memimpin organisasi,
harus dapat mencari, menempatkan, melatih dan mengembangkan kemampuan sumber
daya manusia yang ada dalam organisasi, sedemikian rupa sehingga dapat
diserahkan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
Dari batasan sederhana ini mudah
dipahami bahwa penyususnan staf pada dasarnya adalah langkah lebih lanjut dari
pekerjaan pengorganisasian (Organizing).
Organisasai (Organization) yang
dihasilkan dari pekerjaan pengorganisasian memang memerlukan pengisian, yakni
para staf yang akan diserahkan tanggung jawab melaksanankan kegiatan yang akan
dilakukan.
Seperti juga berbagai fungsi
administrasi lainnya, dalam membicarakan penyusunan staf ada tiga hal yang
perlu dibedakan, yakni proses penyusunan
staf, perangkat yang melakukan penyusunan staf serta hasil dari
penyusunan staf. Dari ketiga hal ini yang terpenting adalah proses penyusunan
staf. Karena perangkat penyusunan staf dan hasil dari penyusunan staf dapat
berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Tidak demikian halnya
dengan proses penyusunan staf. Karena, betapapun berbedanya organisasi
tersebut, proses yang ditempuh dalam melakukan penyusunan staf adalah sama.
2. Manfaat
Apabila penyusunan staf dapat
dilaksanakan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Beberapa di antaranya
yang dipandang cukup penting ialah:
a. Dapat dicapainya tujuan dengan memuaskan
Adanya manfaat yang seperti ini mudah
dipahami, karena dengan penyusunan staf dapat dilakukan penempatan karyawan
yang tepat pada tempat yang tepat pula (the
right man in the right place).
b. Dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kerja
Karena karyawan telah ditempatkan pada
tempat yang sesuai dengan keahlian dan atau bakatnya, maka akan berpengaruh
besar pada peningkatan efektivitas dan efisien kerja.
c. Dapat menambah gairah kerja
Karena pada penyusunan staf dilakukan
penambahan karyawan baru, mutasi, promosi dan atau peningkatan kemampuan, maka
gairah kerja akan meningkat. Semuanya ini, pada gilirinnya akan membantu pula
pencapaian tujuan dengan memuaskan.
d. Dapat diciptakan suasanan kerja yang
menguntungkan
Penambahan karyawan baru, mutasi,
promosi dan atau peningkatan kemampuan juga berperanan dalam menciptakan
suasana kerja yang menguntungkan. Sama halnya dengan gairah kerja, keadaan yang
seperti ini akan membantu pencapaian tujuan dengan memuaskan.
3. Perangkat
Perangkat yang melakukan penyusunan
staf berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Pada suatu
organisasi yang kecil, penyusunan staf ini dilakukan sendiri oleh pemimpin (manager). Tetapi pada organisasi yang
besar dan kompleks, penyusunan staf ini dilakukan oleh suatu perangkat khusus,
lazimnya bagian personalia. Pada waktu melakukan penyusunan staf untuk suatu
organisasi yang besar dan kompleks, sering dimintakan bantuan dari pihak luar,
yakni para ahli yang memang menguasai masalah penyusunan staf tersebut.
4. Hasil
Hasil pekerjaan penyusunan staf ialah
tersusunnya yang di inginkan. Susunan staf yang dimaksud berbeda antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya, karena kesemuanya tergantung dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Pada suatu organisasi yang
besar dan kompleks susunan staf yang dihasilkan bersifat kompleks pula,
sedangkan pada organisasi yangs sederhana, susunan staf yang dihasilkan bersifat
sederhana pula. Susunan staf yang dihasilkan tersebut dapat divisualisasikan
dalam bentuk diagram organisasi.
Hanya saja, betapapun berbedanya
susunan staf yang dimaksud, jika ditinjau dari fung yang dimiliki, susunan yang
dimaksud secara umum dapat dibedakan menjadi empat tingkat, yakni pimpinan
utama (top management), pimpinan
menengah (Middle management),
pimpinan bawahan (lower management)
serta pelaksana (Implementator).
Jika ditinjau dari wewenang yang
dimiliki, pimpinan utama lebih memiliki wewenang fungsi perencanaan dan
pengawasan. Sedangkan para pelaksana lebih memiliki wewenang fungsi
pelaksanaan.
5. Proses
Proses penyusunan staf secara umum
dapat dibedakan atas beberapa langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan sumber daya manusia
Langkah pertama yang dilakukan adalah
melakukan perencanaan sumber daya manusia (Human
resources planning) yang dibutuhkan oleh organisasi. Untuk dapat melakukan
perencanaan sumber manusia ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan,
yakni:
1)
Melakukan perencanaan untuk kepentingan masa
depan (Planning for future needs).
Jumlah dan kategori karyawan apa yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan
kegiatan pada masa depan.
2)
Melakukan perencanaan keseimbangan masa depan
(planning for future balance). Beberapa banyak dan siapa saja dari karyawan
yang ada saat ini dapat terus bekerja sampai masa depan?
3)
Melakukan perencanaan rekrutmen dan seleksi
karyawan baru dan atau memberhentikan karyawan yang ada saat ini (Planning for recruiting and selecting or for
laying off).
4)
Melakukan perencanaan pengembangan (Planning for development). Latihan dan
atau mutasi yang bagaimana yang harus dilakukan sehingga kebutuhan akan
karyawan tetap terjamin?
b. Pencarian calon karyawan
Langkah kedua yang dilakukan adalah
pencarian calon karyawan (recruitment).
Tujuannya ialah untuk menyediakan jumlah calon karyawan yang cukup untuk
penyaringan (selection). Pencarian
ini dibedakan atas dua macam. Pertama, pencarian umum, jika yang diinginkan
adalah karyawan biasa. Kedua, pencarian khusus, jika yang diinginkan adalah
karyawan dengan kualifikasi khusus. Pada pencarian karyawan perlu disusun
dahulu deskripsi tugas (jobs description)
karyawan yang diinginkan.
c. Penyaringan
Langkah ketiga yang dilakukan adalah
melaksanankan penyaringan (selection)
terhadap calon karyawan yang telah dicari. Seleksi tersebut harus didasarkan
pada tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan. Pada seleksi dilakukan
beberapa kegiatn sebagai berikut :
a.
Mempelajari surat lamaran yang disampaikan (application review).
b.
Pelajari apakah syarat-syarat yang dikehendaki
terpenuhi atau tidak.
c.
Melakukan wawancara awal (Initial screening interview). Tujuannya untuk menilai secara garis
besar apakah calon sesuai dengan yang dikehendaki.
d.
Melakukan tes (testing). Tujuannya untuk menilai pengetahuan dan keterampilan
calon. Pada tes ini calon diberikan soal yang sesuai dengan tugas yang akan
dikerjakannya.
e.
Melakukan penyidikan latar belakang calon (background investigation). Keterangan
yang tercantum dalam surat lamaran dan ataupun yang disampaikan secara lisan
perlu dicek kebenarannya.
f.
Melakukan wawancara lanjutan (in-depth interview). Tujuannya untuk
mengumpulkan keterangan lebih lanjut, terutama bila penyelidikan ditemukan
hal-hal yang kurang sesuai.
g.
Melakukan pemeriksaan jasmani (physical examination).ujuannya ialah
untuk menilai keadaan kesehatan calon, apakah sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukannya atau tidak.
h.
Menawarkan pekerjaan (job-offer)
d. Perkenalan dan
orientasi
Langkah keempat yang dilakukan adalah
melaksanakan perkenalan dan orientasi ( Introduction
and orientation) kepada karyawan. Di sini disampaikan berbagai informasi
yang dipandang perlu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya sindroma
ini adalah :
·
Karena tugas yang diberikan kurang tantangan
·
Karena kesempatan penampilan diri yang
terbatas
·
Karena aspirasi yang berlebihan
·
Karena ketidak mampuan memunculkan tantangan
·
Karena lemahnya mekanisme penilaian penampilan
·
Karena perlakukan yang tidak sesuai dari
pimpinan
e. Pelatihan dan
pengembangan
Langkah kelima yang dilakukan adalah
menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan (training and development) kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.
Tujuan latihan ialah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan
sehingga lebih percaya diri dalam
menyelenggarakan tugas selanjutnya. Untuk menentukan apakah seorang karyawan
memerlukan latihan atau tidak, ada empat pedoman yang digunakan yakni :
·
Atas dasar penampilan karyawan (performance appraisal)
·
Apabila penampilan karyawan tidak sesuai
dengan standar yang ditetapkan, maka latihan tersebut perlu dilakukan.
·
Atas
dasar hasil analisa terhadap persyaratan yang diperlukan untuk dapat melakukan
suatu pekerjaan (analysis of job
requirment)
·
Atas dasar hasil analisa terhadap keadaan
organisasi (organizational analysis)
·
Jika di satu bagian banyak karyawan yang
pindah atau prestasinya tidak memuaskan, memberi p etunjuk perlu
dilaksanakannya latihan.
·
Atas
dasar hasil survei karyawan (survey of
personnel)
·
Latihan diselenggarakan sebagai tindak lanjut
survai yang dilakukan, misalnya apabila ditemukan masalah yang dalam
mengatasinya diperlukan latihan.
f. Penilaian dan penampilan
Langkah keenam yang dilakukan adalah menilai
penampilan karyawan (permance appraisal).
Cara melakukan penilaian yang formal anatara lain:
·
Penilaian seorang pimpinan
·
Penilaian oleh sekelompok pimpinan
·
Penilian oleh teman sekerja.
g. Promosi, pindah, turun pangkat atau
pemberhentian
Langkah ketujuh yang dilakukan adalah
melakukan promosi (promotion) bagi
yang dinilai berhasil. Memindahkan ketempat lain bagi yang ada masalah.
Menurunkan pangkat (demotion) jika
ditemukan kesalahan yang bersifat pokok. Memberhentikan (separation) karyawan jika kesalahan tersebut tidak dapat dimaafkan.
6. Fungsi staf
Telah disebutkan suatu organisasi
terdiri dari berbagai satuan organisasi. Selanjutnya sesuai dengan fungsi
masing-masing, kedudukan setiap satuan organisasi dapat berbeda antara satu
dengan lainnya. Tergantung dari kedudukan satuan organisasi dalam hirarki
organisasi, fungsi orang-orang atau staf yang berada dalam organisasi juga
berbeda-beda. Perbedaan yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas empat
macam yakni pimpinan utama (top
management), pimpinan menengah (middle
management), pimpinan bawahan (lower
management) dan pelaksana (implementator).
Tergantung dari kedudukannya dalam
hirarki organisasi, fungsi yang dimiliki oleh keempat kelompok staf ini
tidaklah sama. Secara umum disebutkan, makin tinggi kedudukan yang dimiliki
maka makin besar fungsi perencanaan (planning)
dan pengawasan (controlling),
sedangkan jika kedudukan tersebut makin rendah maka fungsi yang dimiliki lebih
banyak sebagai pelaksana (operating).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengorganisasian adalah pengelompokkan
berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana dengan pengaturan
sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan tercapainya suatu tujuan
yang telah disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing fungsi dan
tanggung jawabnya.
2.
Pengorganisasian sebagai suatu wadah diartikan
sebagai tempat untuk mengatur kerjasama antara dua orang atau lebih, sedemikian
rupa sehingga segala sesuatu dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3.
Prinsip pokok dalam suatu organisasi yang
terpenting ialah mempunyai pendukung, mempunyai tujuan, mempunyai kegiatan,
mempunyai pembagian tugas, mempunyai perangkat organisasi, mempunyai pembagian
dan pengedelegasian wewenang, dan mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan
perintah dan arah.
4.
Ciri-ciri Mendefinisikan dirinya sebagai system,
mempunyai system pengindraan yang kuat untuk menerima informasi terbaru,
menggunakan manajemen tim sebagai mode yang dominan, menggunakan pelayanan
konsumen, manajemen digerakan oleh informasi, mempertahankan komunikasi yang
relative terbuka diseluruh system, para manajer dan tim kerja dinilai dari
kinerja dan kemajuan yang dihasilkan toleransi yang tinggi dalam hal-hal yang
berbeda tetapi menghargai inovasi dan kreativitas, dan memberi perhatian pada
pekerjaan yang efisien.
5.
Macam-macam
organisasi yaitu organisasi lini, organisasi staf dan organisasi lini dan staf.
6.
Proses dalam pengorganisasian yaitu memahami
tujuan, memahami kegiatan, mengelompokkan kegiatan, mengubah kelompok kegiatan
ke dalam bentuk jabatan, melakukan pengelompokkan jabatan, mengubah kelompok
jabatan ke dalam bentuk satuan organisasi dan membentuk struktur organisasi.
7.
Dalam pengembangan organisasi harus ada tiga
hal yang perlu dibedakan yakn perangkat yang yang menyelenggarakan pengembangan
organisasi, hasil pengembangan organisasi serta proses pengembangan organisasi.
8.
Hubungan antara organisasi dengan administrasi
dan manajemen yakni kerja sama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun
dan diatur, dan untuk itu administrasi memerlukan organisasi. Karena dalam
administrasi yang dihadapi adalah orang-orang yang bekerjasama dengan akal dan
perasaannya dengan menggunakan alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang
perlu digerakan menuju sasaran yang akan dicapai, untuk itu diperlukan
manajemen.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini
dapat menambah pngetahauan tentang organization
(pengorganisasian) dengan administrasi dengan manajemen, serta menjadi
referensi bagi pembaca. Penyusun berharap adanya kajian-kajian yang lebih
mendalam lagi mengenai manajemen dan organisasi.
Untuk berlangsungnya proses kegiatan organisasi agar dapat berjalan
dengan lancar, efesien, dan efektif maka di perlukanlah kerjasama dari berbagai
bidang di dalam organisasi dengan cara menjalakan semua fungsi dari manajemen
dengan sebaik-baiknya dan meminimalkan kesalahan serta memperkirakan akibat
yang mungkin timbul akibat dari keputusan atau tindakan yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul. 1994. Pengantar
Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hafidhuddin
didin & tanjug Hendri. 2003. Manajemen
Syariah dalam Praktik. Gema Insani. Jakarta.
Kanto muklis & Rapanna Patta. 2017. Filsafat Manajemen. Celebes Media Perkasa. Makassar.
Suwinardi. 2014. Organisasi Proyek. ‘Jurnal Orbith’. Teknik Elektro Politeknik
Negeri Semarang. Semarang. Vol. 10. No. 1. Hal. 37 – 42.
Sick, Henry L. 1997. Management
and Organization. South-Western Punlishing. USA.
Timotius
Duha. 2016. Perilaku Organisasi.
Deepublidh Publisher All Right Reserved. Yogyakarta.
Yuliana Rahmi. 2012. Peran Komunikasi Dalam Organisasi. ‘Jurnal, STIE Semarang’. STIE Semarang. Semarang. Vol.4, No. 3, Hal. 52-58. ISSN 2252-7826.
0 Komentar