Makalah New Emerging Disease
(Penyakit SARS)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejak dimulainya era globalisasi di segala
bidang sehingga transportasi antar negara bahkan antar benua menjadi mudah,
maka penyakit-penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah menjadi masalah di
semua negara termasuk Indonesia (Gindo,
1997).
Pada tanggal 12 Maret 2003, Badan Kesehatan
Dunia (World Health Organization/WHO) mengeluarkan suatu peringatan ke seluruh
dunia tentang adanya suatu penyakit yang disebutnya sebagai sindrom penapasan
akut parah (severe acute respiratory
syndrome/SARS). Penyakit ini
digambarkan sebagai radang paru (pneumonia)
yang berkembang secara sangat cepat, progresif dan seringkali bersifat fatal.
Penyakit ini termasuk new emerging
disease (Surjawidjaja, 2003).
New emerging disease adalah penyakit yang
baru muncul di populasi dan perluasan host (misal dari hewan ke manusia) secara
cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit yang dapat terdeteksi (Surjawidjaja,
2003).
SARS adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV). Penderita yang terkena SARS
mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat
menyebabkan kematian. SARS merupakan penyakit menular dan dapat mengenai
siapa saja, terutama orang tua.
Penyakit SARS pertama kali muncul
di Provinsi Guangdong, Cina Selatan pada tanggal 16 November 2002. Dalam waktu
kurang lebih 3 bulan, SARS sudah menginfeksi 305 jiwa dengan kasus kematian
mencapai 5 kasus. Respon yang cepat dari seluruh
dunia membantu mencegah penyebaran lebih lanjut. Setelah 7 Juni 2003, tidak ada
lagi kejadian SARS yang dilaporkan terjadi. Sampai dengan tahun 2003
diperkirakan terjadi 8000 kasus SARS dengan kematian mencapai 750 jiwa.
Kematian lebih banyak terjadi pada orang tua (usia diatas 65 tahun), di mana
kematian dapat mencapai lebih dari 50% jumlah kasus SARS.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Epidemiologi penyakit
menular ?
2. Apa yang dimaksud dengan New Emerging Disease ?
3. Apa yang dimaksud dengan SARS ?
4. Bagaimana sejarah terjadinya penyakit SARS ?
5. Bagaimana epidemiologi berdasarkan orang,
tempat dan waktu penyakit SARS ?
6. Bagaimana rantai penularan penyakit SARS ?
7. Bagaimana gejala-gejala terkena penyakit SARS
?
8. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan New Emerging Disease (SARS) ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Epidemiologi
penyakit menular.
2. Untuk mengetahui definisi New Emerging Disease.
3. Untuk mengetahui definisi penyakit SARS.
4. Untuk mengetahui sejarah penyakit SARS.
5. Untuk mengetahui epidemiologi berdasarkan
orang, tempat dan waktu dari penyakit SARS.
6. Untuk mengetahui rantai penularan penyakit
SARS.
7. Untuk mengetahui gejala-gejala penyakit SARS.
8. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan
penyakit SARS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi
penyakit menular adalah epidemiologi penyakit yang terfokus dalam mempelajari
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
B.
Definsi New
Emerging Disease
New emerging disease adalah penyakit yang
baru muncul di populasi dan perluasan host (misal dari hewan ke manusia) secara
cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit yang dapat terdeteksi.
C.
Definisi
SARS
Pada tanggal 12 Maret 2003, Badan Kesehatan
Dunia (World Health Organization/WHO) mengeluarkan suatu peringatan ke
seluruh dunia tentang adanya suatu penyakit yang disebutnya sebagai sindrom
penapasan akut parah (severe acute
respiratory syndrome/SARS). SARS
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV).
Penderita yang terkena SARS mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi
dalam waktu cepat) dan dapat menyebabkan kematian.
D.
Sejarah Penyakit SARS
Kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Syndrome Pernapasan Akut
Berat pertama kali ditemukan di propinsi Guangdong China pada bulan November 2003. Adanya kejadian luar
biasa di Guangdong ini baru diberitakan oleh WHO empat bulan kemudian yaitu
pada pertengahan bulan Februari 2003. Pada waktu
itu disebut sebagai Atypical
Pneumonia atau Radang Patu Atipik. Pada tanggal 11 Maret 2003, WHO
mengumumkan adanya penyakit baru yang menular dengan cepat di Hongkong,
Singapura dan Vietnam yang disebut
SARS. Pada tanggal 15 Maret 2003 Direktur Jenderal WHO menyatakan bahwa SARS
adalah ancaman global atau Global Threat.
Pertimbangan WHO menyatakan SARS sebagai ancaman global adalah SARS merupakan
penyakit baru yang belum dikenal penyebabnya, SARS menyebar secara cepat
melalui alat angkut antar negara dan SARS terutama menyerang tenaga kesehatan
di rumah sakit.
Wabah SARS telah mendorong
berbagai pakar kesehatan di dunia untuk bekerja
sama menemukan penyebab SARS dan memahami cara penularan SARS. Atas kerjasama
para pakar dari 13 laboratorium di dunia maka tanggal 16 April 2003 dipastikan
bahwa penyebab SARS adalah Virus Corona atau Coronavirus. Departemen Kesehatan
secara dini dan sejak awal pandemi SARS pada bulan
Maret tahun 2003 melaksanakan penanggulangan SARS dengan tujuan mencegah
terjadinya kesakitan dan kematian akibat SARS dan mencegah terjadinya penularan
SARS di masyarakat (community
transmission) di Indonesia.
Strategi yang dijalankan untuk
mencapai tujuan itu adalah : upaya public
awareness melalui upaya advokasi dan sosialisasi, pemantauan atau
surveilans kasus secara epidemiologi berdasarkan informasi masyarakat,
informasi rumah sakit dan informasi
KKP, menyiapkan rumah sakit baik sarana maupun
prasarananya
serta pengetahuan dan keterampilan petugas.
E. Epidemiologi
Berdasarkan orang, tempat dan waktu
Bila dilihat dari sudut pandang epidemiologi
berdasarkan faktor host atau
penjamu yang memungkinkan terjadinya penyakit SARS antara lain :
a. Karena keadaan fisiologis tubuh seperti kelelahan, kehamilan, pubertas,
stress, atau keadaan gizi yang kurang.
b. Keadaan imunologis (kekebalan) seseorang dalam menghadapi suatu penyakit
yang rendah sehingga penyakit mudah menyerang mekanisme pertahanan tubuh
seseorang.
c. Tingkah laku atau gaya hidup yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS)
Faktor tempat yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit SARS antara lain :
a. Peningkatan iklim global (global warming) yang meningkatkan akselerasi keadaan panas bumi,
b. Dukungan ekosistem sebagai habitat dari
berbagai vector,
c.
Peningkatan
kepadatan populasi penduduk yang dijadikan hamparan kultur biakan bagi berbagai
macampenyakit serta dijadikan persemaian subur bagi virus sekaligus sarana
eksperimen rekayasa genetika.
Faktor waktu yang
berpengaruh terhadap terjadinya penyakit SARS ditularkan melalui kontak dekat,
misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau
kontak langsung dengan sekret/cairan tubuh dari penderita suspect
atau probable. Diduga cara
penyebaran utamanya adalah melalui percikan (droplets) dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang
terkontaminasi.
Dilain
kesempatan virus diduga ditularkan melalui media lingkungan yaitu dari saluran
limbah (comberan) yang tercemar bahan infeksius; dengan aerosolisasi mencemari
udara atau secara mekanis dibawa oleh vector. Cara penularan melalui saluran
limbah tercemar ini sedang diteliti secara retrospective. Cara penularan
penyakit melalui kontak langsung dengan penderita SARS baik karena
berbicara, terkena percikan batuk atau
bersin (“Droplet Infection”).
Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu
kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak
langsung berhadapan dengan penderita SARS.
F. Rantai
Penularan SARS
Masa penularan dari
orang ke orang belum teridentifikasi dengan jelas. Untuk sementara, masa
menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan
hingga penyakitnya dinyatakan sembuh. Periode aman dari kemungkinan terjadinya
penularan pada unit pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB
SARS adalah setelah lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
Rantai
penyakit tersebut menular jika terjadi kontak erat dengan penderita melalui
pernafasan dan cairan tubuh. Coronavirus dapat ditemukan
dalam kotoran manusia, hal ini menjelaskan bahwa penularan tersebut juga bisa
melalui kotoran manusia. Virus dapat bertahan lama di feses dan urine pasien
pengidap SARS. Dalam kotoran manusia virus bertahan selama 1-2 hari dalam suhu
ruang. Dalam kondisi asam virus hanya mampu bertahan hidup paling lama 3 jam,
di udara virus bertahan selama 3 jam. Masa inkubasi : 2 – 7 hari.
Untuk mewaspadai
agar penyakit ini tidak merenggut nyawa lebih banyak lagi Pemerintah Indonesia
mulai menggunakan UU No.04/1994 tentang
wabah sebagai dasar hukum penanggulangan virus SARS. Berdasarkan UU ini
pemerintah mempunyai alasan yang kuat untuk memaksa seseorang yang diduga
terjangkit virus SARS dikarantina di rumah sakit yang telah ditetapkan diatas.
Jika menolak, orang yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut dikenakan
hukuman 1 tahun atau denda Rp1.000.000,00. Selama ini penyakit wabah yang masuk
dalam UU No.04/1994 hanya tiga, yaitu
disentri, kolera, dan pes. Kini, Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan Surat
Keputusan guna memasukkan wabah SARS kedalam UU. Ini menunjukkan bahwa penyakit
SARS bukan penyakit biasa, bahkan di Batam yang merupakan wilayah terdekat
dengan Singapura, Pemda setempat sudah meliburkan seluruh sekolah dan perguruan
tinggi untuk mengecek wabah virus.
G.
Gejala Penyakit SARS
Gejala penyakit
SARS yang mungkin terjadi biasanya berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38
derajat selsius disertai dengan napas yang terasa pendek, batuk kering, sesak
napas, otot yang terasa nyeri, hilangnya selera makan, kepala yang terasa
sakit, diare dan perasaan yang terus menerus gelisah. Jika penyakit ini sudah
terjadi, orang bisa disebut suspect SARS.
Namun apabila gangguan ini terjadi setelah menderita gangguan pernapasan maka
orang tersebut bisa disebut dengan probable SARS atau bisa diduga menderita
SARS. Ada beberapa gejala SARS yang bisa dibaca secara medis seperti radang
paru-paru, trombosit darah yang terus menurun setelah melakukan kontak dengan
penderita SARS dan limfosit yang ikut menurun, selain itu jika sudah berat
oksigen dalam darah akan ikut menurun dan enzim hati akan meningkat.
H.
Upaya Pencegahan dan Pengobatan Penyakit SARS
Ada beberapacara
yang digunakan dalam pengobatan dan pencegahan penyakit SARS ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Penderita
Pengobatan para penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan intensif
di rumah sakit, terutama jika terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang
isolasi agar tidak menyebarkan virus ke mana-mana. Obat yang dipakai biasanya
adalah obat yang mengandung kortikosoid dan antivirus ribavirin. Walaupun
demikian, obat ini belum 100%
efektif mengobati SARS. Dan sampai saat ini belum ada satu pun obat yang
efektif dalam mengobati SARS.
2. Contact Person
Untuk mencegah penularan penyakit SARS dapat dilakukan dengan cara:
a.
Hindarilah
bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka jangan menutup
jendela atau pintu,
b.
Hindarilah
tempat-tempat umum dan ramai khususnya di daerah dekat rumah sakit,
tempat-tempat nongkrong, bioskop, dan perpustakaan. Jika kamu melakukannya maka
sebaiknya menggunakan masker dan mencuci tangan secara bersih dan teratur,
c.
Hindarilah
mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada
pasien dengan penyakit SARS,
d.
Mengajari
anak-anak untuk cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung,
dan mata dengan tangan telanjang,
e.
Jagalah
keseimbangan gizi dan hendaklah berolahraga secara teratur untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh,
f.
Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya
melemah dianjurkan memakai masker sepanjang waktu untuk menghindari menyebarnya
cairan tubuh seperti ludah/air liur,
g.
Periksalah
suhu badan Anda secara teratur dan tetaplah hati-hati dengan kondisi kesehatan
Anda
3.
Lingkungan
SARS juga bisa
dihindari dengan menjaga kesehatan lingkungan seperti:
1.
Menjaga
sirkulasi udara di kamar,
2.
Menjaga
lingkungan rumah tetap sehat. Ada beberapa cara untuk mematikan kuman
yang dapat digunakan:
a.
Gunakan
pemutih ( bleach ) yang tersedia di pasar (dengan kandungan kimia 8-12%).
Ini adalah cara paling murah dan efektif mematikan kuman. Persiapan: Pakailah
sarung tangan anti air, Campurlah
pemutih dengan air dengan
ukuran 1:100 (pemutih/bleach :air/water).
b.
Frekuensi:
Bersihkanlah tempat-tempat yang sering dilewati orang secara teratur dan selama
masa penyebaran virus SARS, lebih baik bersihkanlah kuman rumah setiap hari.
Pencegahan paling
utama adalah dengan tidak mengunjungi ke wilayah yang sudah terjangkit SARS,
karena sebagian besar infeksi terjadi di sini. Apabila tidak memungkinkan,
sebisa mungkin hindari berdekatan dengan penderita atau penderita bergejala
sama, dan gunakan selalu masker penutup hidung dan mulut serta sarung tangan.
Pemakaian masker dan sarung tangan ditujukan untuk menghindari penularan
melalui cairan dan udara (debu).
Jika baru pulang dari
luar negari yang terkena wabah SARS, setidaknya dalam 10 hari pertama harus
waspada terhadap gejala SARS dan segera berobat jika gejala-gejalanya muncul.
Selain itu perkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi, istirahat
cukup, dan berolahraga teratur. Dan tentu saja, jaga kebersihan tubuh, misalnya
segera mencuci tangan setelah berada ditempat umum.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah ini, yaitu :
a. Epidemiologi
penyakit menular adalah epidemiologi penyakit yang terfokus dalam mempelajari
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
b. New emerging disease adalah penyakit yang
baru muncul di populasi dan perluasan host (misal dari hewan ke manusia) secara
cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit yang dapat terdeteksi.
c. SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus corona
SARS (SARS-CoV). Penderita yang terkena SARS mengalami gangguan
pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat menyebabkan
kematian.
d. Kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Syndrome Pernapasan Akut
Berat pertama kali ditemukan di propinsi Guangdong China pada bulan November 2003. Adanya kejadian luar
biasa di Guangdong ini baru diberitakan oleh WHO empat bulan kemudian yaitu
pada pertengahan bulan Februari 2003. Pada waktu
itu disebut sebagai Atypical
Pneumonia atau Radang Patu Atipik.
e.
Faktor host
atau penjamu yang memungkinkan terjadinya penyakit SARS antara lain :
1) Karena keadaan fisiologis tubuh seperti kelelahan, kehamilan, pubertas,
stress, atau keadaan gizi yang kurang.
2) Keadaan imunologis (kekebalan) seseorang dalam menghadapi suatu penyakit
yang rendah sehingga penyakit mudah menyerang mekanisme pertahanan tubuh
seseorang.
3) Tingkah laku atau gaya hidup yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS)
Faktor
tempat yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit SARS antara lain :
1) Peningkatan iklim global (global warming) yang meningkatkan akselerasi keadaan panas bumi,
2) Dukungan ekosistem sebagai habitat dari
berbagai vector,
3) Peningkatan kepadatan populasi penduduk yang
dijadikan hamparan kultur biakan bagi berbagai macampenyakit serta dijadikan
persemaian subur bagi virus sekaligus sarana eksperimen rekayasa genetika.
Faktor
waktu yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit SARS ditularkan melalui kontak dekat,
misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau
kontak langsung dengan sekret/cairan tubuh dari penderita suspect
atau probable
f. Gejala penyakit SARS yang mungkin terjadi
biasanya berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38 derajat selsius disertai
dengan napas yang terasa pendek, batuk kering, sesak napas, otot yang terasa
nyeri, hilangnya selera makan, kepala yang terasa sakit, diare dan perasaan
yang terus menerus gelisah.
g. Rantai penyakit tersebut menular jika
terjadi kontak erat dengan penderita melalui
pernafasan dan cairan tubuh. Coronavirus dapat ditemukan
dalam kotoran manusia, hal ini menjelaskan bahwa penularan tersebut juga bisa
melalui kotoran manusia. Virus dapat bertahan lama di feses dan urine pasien
pengidap SARS. Dalam kotoran manusia virus bertahan selama 1-2 hari dalam suhu
ruang.
h.
Pencegahan
paling utama adalah dengan tidak mengunjungi ke wilayah yang sudah terjangkit
SARS, karena sebagian besar infeksi terjadi di sini. Apabila tidak
memungkinkan, sebisa mungkin hindari berdekatan dengan penderita atau penderita
bergejala sama, dan gunakan selalu masker penutup hidung dan mulut serta sarung
tangan. Pemakaian masker dan sarung tangan ditujukan untuk menghindari penularan
melalui cairan dan udara (debu).
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat di sampaikan yaitu, sebaiknya melakukan pencegahan penyakit
SARS dengn cara-cara yang tela di bahas di atas dan menjaga lingkungan tetap
bersih yang terbebas dari virus, melihat penyakit SARS yang sangat berakibat
fatal.
DAFTAR PUSTAKA
Gindo. Simanjuntak, 1997, “Pencegahan Dan Pemberantasan
Penyakit-Penyakit Zoonosa New, Emerging Dan Re-Emerging Di Indonesia”, Jurnal Kesehatan, Vol.3 ,No.4 ,hal
73-78.
Surjawidjaja. Julius, 2003, “Sindrom pernapasan akut parah (severe
acute respiratory syndrome/SARS) : suatu epidemi baru yang sangat virulen”, Jurnal Kedokteran Trisakti, Vol. 22, No.
22, hal 76-82.
https://riameliza.wordpress.com/2011/03/19/sars-severe-acute-respiratory-syndrome-air-borne-disease/
https://bidanku.com/mengenal-severe-acute-respiratory-syndrome-sars-dan-penanganannya
http://www.kerjanya.net/faq/6604-sars-severe-acute-respiratory-syndrome.html
http://pipipiya.blogspot.co.id/2011/03/sars-dalam-sudut-pandang-epidemiologi.html
0 Komentar